ACT-MRI Pringsewu Gelar Pelatihan Jurnalistik dan Photography


KATALAMPUNG.COM - Masyarakat Relawan Indonesia (MRI-ACT) Kabupaten Pringsewu sukses menggelar pelatihan jurnalistik dan photography pada Ahad (27/01) di Ruang Kelas II Fatimah SD IT Cahaya Madani Pajaresuk Pringsewu.


ACT-MRI Pringsewu Gelar Pelatihan Jurnalistik dan Photography


Kegiatan tersebut dihadiri puluhan peserta dari lintas komunitas diantaranya Salimah, Ikrar, Kopeka, Pekon Karang Sari, Pemuda Katolik Pringsewu, Zero FC dan TV Pringsewu.

Bertajuk “Revolusi Kemanusiaan”, kegiatan ini rencananya akan diselenggarakan di 15 Kabupaten/kota se-Lampung.

Ketua Pelaksana Kegiatan Zunianto mengatakan pada pelatihan jurnalistik kali ini menghadirkan Adian Saputra yang mengemban amanah sebagai Ketua Journalist For Humanity (JFH) Lampung.

Selain itu Adian Saputra juga menahkodai salah satu portal online terkemuka di Lampung, Jejamo.com.

Untuk itu diharapkan peserta dapat memahami bagaimana membuat berita yang baik sesuai kaidah penulisan yang benar.

“Materi hari ini lebih kearah pemahaman umum jurnalistik dan teknis menulis berita yang baik, peserta juga diajak praktik menulis berita,” jelasnya.

Ketua Journalist For Humanity (JFH) Lampung yang didapuk sebagai pemateri, Adian Saputra, menjelaskan gambaran umum jurnalistik. Dimana peserta diajak memahami penulisan straight news dan feature.

Menurutnya ada tiga hal penting yang perlu ditulis ketika membuat berita yakni hal baru, hal penting atau hal menarik.

“Baik penulisan straight news maupun feature kita seperti merekontruksi sebuah peristiwa, kuncinya perbanyak wawancara narasumber, sebagai citizen journalism harus mengabarkan hal yang benar, hindari hoax,” ucapnya.

Menulis feature seperti mendeskripsikan sebuah kejadian. Dengan wawancara narasumber yang tepat, konten feature akan lebih kaya dan humanis. Hal tersebut sangat diperlukan pada penulisan berita kemanusiaan.

Peserta juga harus memahami kondisi narasumber yang akan dimintai keterangan. Dengan memahami kondisi dan situasi, konten yang diinginkan akan lebih mudah didapat.

“Kalau kita mengabarkan berita duka, tunggulah narasumber pulang dari pemakaman, ajak ngobrol tanpa melukai perasaanya, jurnalis harus dapat konten, entah gimana caranya,” jelasnya lagi.

Marketing Komunikasi ACT Lampung, Hermawan Wahyu Saputra, sangat mengapresiasi kerja keras MRI Pringsewu yang sukses menyelenggarakan pelatihan tersebut.

Menurutnya peserta pelatihan akan terus mendapatkan update ilmu melalui mentoring dari praktisi jurnalistik di Pringsewu.

“Kedepan akan kolaborasi dengan media dan pemerintah setempat untuk scale up keahlian jurnalistik peserta hari ini, semoga banyak pihak mau terus bersinergi,” pungkasnya.(***)
Diberdayakan oleh Blogger.