Angka Orang Miskin Lampung Turun 13 Persen, Kelompok ini Bergerak Menuju Ekonomi Menengah dan Mapan

KATALAMPUNG.COM - Angka kemiskinan Provinsi Lampung mengalami penurunan pada September 2018, berdasarkan hasil survei terbaru diketahui angka kemiskinan Lampung sebesar 13,01 persen atau 1.091,05 ribu jiwa, di kantor BPS Provinsi Lampung, Selasa (15/01).



Angka Orang Miskin Lampung Turun 13 Persen, Kelompok ini Bergerak Menuju Ekonomi Menengah dan Mapan


Kepala pusat statistik (BPS) Provinsi Lampung, Yeane Irmaningrum, mengatakan Pada bulan September 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan) di Lampung mencapai 1.091,60 ribu orang (13,01 persen), berkurang sebesar 5,45 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2018 yang sebesar 1.097,05 ribu orang (13,14 persen). 

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2018 sebesar 9,27 persen turun menjadi 9,06 persen pada September 2018. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2018 sebesar 14,76 persen turun menjadi 14,73 persen pada September 2018. 

Menurut Yeane, Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2018 tercatat sebesar 74,88 persen. Kondisi ini sama dengan kondisi Maret 2018. 

"Pada September 2018, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Lampung yang diukur oleh Gini Ratio tercatat sebesar 0,326. Angka ini turun sebesar 0,02 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,346. Jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,333, Gini Ratio September 2018 turun sebesar 0,007 poin," terangnya.

Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,338 turun jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,367 maupun dengan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,360. 

Di daerah perdesaan Gini Ratio September 2018 tercatat sebesar 0,294 juga turun dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,317 maupun dengan Gini Ratio September 2017 yang tercatat sebesar 0,301. 

"Pada September 2018, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 20,14 persen. Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 19,47 persen," ucapnya.

Sedangkan di daerah pedesaan tercatat sebesar 21,66 persen. Ketimpangan di perdesaan maupun perkotaan masih pada kategori ketimpangan rendah. 

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perubahan tingkat ketimpangan pengeluaran selama periode Maret September 2018 diantaranya, Menguatnya perekonomian penduduk kelas bawah dan menengah (kelompok 40 persen terendah dan 40 persen menengah). 

"Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk bekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai sebesar 7,23 persen sebagaimana hasil Sakernas Februari dan Agustus 2018. Kedua kelompok ini merupakan yang terbesar pada kelas menengah sebagai dampak dari lebih kondusifnya pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," katanya.

Berdasarkan dari hasil Susenas September 2018 terlihat bahwa ada kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan pada desil 1 hingga desil 9 dan penurunan terjadi hanya di desil 10 yang mencapai 8,98 persen. Kenaikan pengeluaran kelompok bawah yang merefleksikan peningkatan 

"Pendapatan kelompok penduduk bawah tidak lepas dari upaya pembangunan infrastruktur padat karya, dan beragam skema perlindungan dan bantuan sosial di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan lainnya yang dijalankan oleh pemerintah," ungkapnya.

Reporter: Cholik
Editor: Feri
Diberdayakan oleh Blogger.