Waspadai Hoax di Pemilu 2019
KATALAMPUNG.COM -
Akhir-akhir ini berita yang mengandung hoax semakin marak muncul dan berkembang
di kalangan masyarakat dan dikonsumsi oleh publik. Fenomena berita hoax ini
juga secara nyata terlihat pada momentum pemilu di tahun 2019 serentak antara
Pilpres dan Pileg.
Menanggapi hal itu Ketua
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Metro, Lampung, Abdul Wahab menegaskan
sudah menjadi tugas sebagai pegiat jurnalis komitmennya dalam Pemilu yakni
tidak berpihak atau independen.
Dikatakannya ketika terjun
di dunia jurnalistik yang harus dilakukan adalah pertama memahami tupoksi media
terutama UU Pers kemudian kode etik jurnalistik. Dimana disebutkan dalam pasal
1 yakni berimbang dan independen.
Akan tetapi dalam kerjanya
bahwa tanggungjawabnya terhadap masyarakat. Sehingga sudah sangat jelas media
dalam menyajikan pemberitaannya mengedepankan independen dan berimbang.
Dijelaskan dalam menangkal
melawan hoax terutama di Pemilu 2019 organisasi wartawan terutama PWI
keterlibatannya dengan adanya Masyarakat Pers Pemantau Pemilu (Mapilu) PWI di
seluruh Indonesia. Dengan tujuannya dapat bersinergi dengan semua pihak baik
KPU, Bawaslu dan Gakumundu di Provinsi atau Kota/Kabupaten.
"Tugas berat media
saat ini adalah sesungguhnya dengan banyaknya hoaxs di medsos untuk
memeranginya. Artinya masyarakat belum bisa memahami bedanya medsos dengan
media daring. Sehingga marak hal itu. Ini tentu menjadi tugas organisasi pers
dan media untuk bersama-sama melawan dan menangkal hoax," kata Wahab dalam
dialog di Radio Duta 98 FM Metro, dengan tema' Peran Masyarakat dan Media dalam
mensukseskan Pemilu 2019 Aman dan Damai, Kamis (21/2).
Oleh sebab itu berita kata
Wahab hoax harus di lawan secara bersama-sama demi terwujudnya pemilu yang
damai, aman dan berkualitas.
Sementara itu Komisioner
KPU Kota Metro Agus Riyanto menyatakan peran masyarakat dalam Pemilu adalah
partisipasi di semua tahapan bukan hanya pada saat pencoblosan.
Harapannya agar
partisipasi masyarakat di Pemilu 2019 bisa mencapai 80 persen salah satunya
adalah dengan membentuk relawan di 10 segmen
untuk meningkatkan partisipasi tersebut. Salah satunya adalah pemilih
pemula.
Kemudian ramah pemilih
disabilitas yakni disesuaikan dengan kondisi pemilih misalnya yang menggunakan
kursi roda dan juga dibantu petugas KPPS.
"Pemilu ini
kepentingan kita bersama baik orang per orang maupun semua pihak, misalnya
masyarakat bisa jadi KPPS. Artinya adanya ada keterlibatan masyarakat. Kemudian
ada Pengawas TPS yang dibentuk oleh Bawaslu. Termasuk Masyarakat Pers Pemantau
Pemilu (Mapilu) PWI," ujarnya.
Agus juga berharap di
Pemilu 2019 masyarakat agar lebih menjadikan momen yang sangat penting dengan
tidak golput.(rls)