Sujadi dan Fauzi Diarak "Lapahan Tamu Agung Paksi Pak Sekala Brak" Menuju Pringsewu Expo 4.0

KATALAMPUNG.COM - Bupati Sujadi dan Wakil Bupati Fauzi yang merupakan kerabat dekat Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong Lampung, diarak dari Aula Bupati menuju lokasi Pringsewu Expo 4.0 dengan prosesi "Lapahan Tamu Agung Paksi Pak Sekala Brak", Sabtu (23/3) malam di Lapangan Pemda Pringsewu. 

Sujadi dan Fauzi Diarak "Lapahan Tamu Agung Paksi Pak Sekala Brak" Menuju Pringsewu Expo 4.0

Sebelum prosesi Lapahan dimulai, di hadapan Sujadi beserta Fauzi, Wakil Panggitokh Alam wilayah Pringsewu mengucapkan "Tangguh" yang berarti kesiapan perangkat adat kerajaan dalam pengawalan dan pengamanan perjalanan menuju arena Pringsewu Expo tahun 2019.

Pada barisan pengawalan paling depan, terlihat barisan Tekhakot Pedang dengan formasi para pendekar yang terus memainkan pedang yang terhunus di sepanjang Lapahan Bupati dan Wakil Bupati Pringsewu. 

Menurut hasil wawancara dengan Wakil Panglima Penggitokh Alam Kepaksian Sekala Brak Wilayah Pringsewu Helpin Rianda, Tekhakot Pedang merupakan garda terdepan untuk membuka jalan bagi Saibatin dan para Raja-raja apabila hendak bepergian ke suatu tempat .

"Ini merupakan simbol kesetiaan dan pengabdian untuk keselamatan Saibatin dan Raja-raja serta kerabat kerajaan melakukan perjalanan" ungkapnya. 

Selanjutnya, di belakang Takhekot Pedang ada Jajakh Itton yang merupakan remaja putri keturunannya keluarga Kerajaan Skala Brak dari Jukkuan Paksi dalam Kepaksian Pernong.

"Kehadiran Jajakh Itton bermakna putri-putri Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak tetap menjaga adat-istiadat dan sopan santunnya, baik dalam menjaga tata adat, tata bahasa dan tata busana," jelasnya. 

Kemudian, dalam iring-iringan tersebut juga ada pemain Hadrah sebagai simbolisasi l pengagungan kepada pembesar negeri kerabat dekat Kerajaan Sekala Brak Kepaksian Pernong.

Dan selanjutnya, di belakang Jajakh Itton yang merupakan barisan tamu agung (Bupati dan Wakil Bupati) berjalan dengan dipayungi "Payung  Agung Hijau".

"Payung Agung Hijau ini bermakna salah satu tanda keagungan dan kebesaran Raja Jukkuan/ Pembesar Negeri Kerabat Kerajaan sebagai pengayom masyarakat yang dipimpinnya," jelas dia.

Kemudian di bagian paling belakang adalah pengawalan/pengamanan oleh para Hulubalang. 

"Para Hulubalang ini terdiri dari para  Temenggung, Bahatur, dan Punggawa yang merupakan para pendekar pemberani yang siap siaga mengawal dan bertanggungjawab mengamankan tamu agung," pungkasnya. 

Untuk diketahui, ada sebanyak 40 muli-mekhanai Saibatin  asli Pringsewu yang terlibat dalam prosesi pengawalan ini.  (Boenga Mandalawangi)
Diberdayakan oleh Blogger.