Konvoi Water Tank ACT Lampung Distribusikan Air Bersih di Banyumas Pringsewu
KATALAMPUNG.COM - Curah
hujan kategori rendah diprediksi BMKG akan mempengaruhi sedikitnya 64,94 persen
wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan oleh fenomena El Nino, kuatnya Muson
Australia, dan anomali peningkatan suhu udara akibat perubahan iklim.
Untuk menghadapi potensi
bencana kekeringan di Indonesia khususnya di Provinsi Lampung, ACT Lampung
sudah mendistribusikan air bersih ke sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung
dan konvoi water tank ke sejumlah Pekon di Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu.
Menurut Kepala Cabang ACT
Lampung Dian Eka Darma Wahyuni sejumlah water tank bergerak dari Tugu Bambu
Rest Area Pringsewu yang merupakan pintu gerbang selamat datang menuju Ibu Kota
Kabupaten Pringsewu. Kemudian secara beriringan water tank bergerak menuju Desa
Banjar Sari Kecamatan Banyumas untuk menyalurkan air bersih.
Berdasarkan hasil
assesment tim Emergency Responce Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Pringsewu
menunjukan bahwa beberapa Pekon di Kecamatan Banyumas sangat membutuhkan suplai
air bersih dikarenakan masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih akibat musim
kemarau.
Lanjutnya, kemarau panjang
menyebabkan sumur dangkal mengalami kekeringan. Warga harus mengambil air dari
sungai yang letaknya lumayan jauh dari tempat tinggalnya. Selain itu, kemarau
juga berimplikasi pada menurunya pendapatan masyarakat karena kekeringan pada
lahan pertanian. Bahkan tak sedikit tanaman padi menjadi kering sehingga gagal
panen.
“Ada lebih dari 1.500 KK
yang membutuhkan air bersih dari tiga wilayah yakni Sriwungu, Banjar Sari dan
Umbul Kurung. Diperkirakan jumlah KK yang membutuhkan lebih banyak karena belum
semua pekon dilakukan assesment,” jelasnya.
Pada konvoi water tank
tersebut juga hadir stake holder terkait dari pihak Pemerintah Kabupaten
Pringsewu yang diwakili pejabat Kelurahan, Kecamatan, Babinsa, Babinkabtimas,
awak media, influencer dan relawan. Ceremony tersebut dalam rangka membangun
kesadaran terhadap dampak mematikan kekeringan. Hal ini karena kekeringan
berdampak pada generasi mendatang hingga lost generation. Partisipasi
masyarakat diperlukan mengingat dampaknya hingga generasi masa depan.
“Diharapkan masyarakat
bahu membahu mengatasi potensi kekeringan di Provinsi Lampung dengan memberikan
suplai air bersih dan membangun sumur keluarga maupun sumur dalam. Untuk itu
konvoi water tank ini diharapkan menyadarkan masyarakat akan bahaya laten
kekeringan untuk masa kini dan generasi masa depan,” tutupnya.(act)