Desa Wisata yang Berwawasan Budaya dan Konservasi

KATALAMPUNG.COM - Pengembangan Desa Wisata di Provinsi Lampung bukan hanya berbasis budaya tapi juga berbasis konservasi. Karena sebagian besar Desa Wisata yang dikelola BUMDes maupun Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa adalah memanfaatkan potensi alam seperti air terjun (curup), aliran sungai, dan bendungan.


Desa Wisata yang Berwawasan Budaya dan Konservasi


Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pro Strategic Dadang Iskandar, saat menutup WorkshopPengembangan Desa Wisata BUMDes se-Way Kanan” di Aula Taman Satwa Lembah Hijau, Sukadana Ham, Bandar Lampung, 7 November 2019.

“Karena itu dalam workshop yang dilaksanakan 5-7 Nopember ini dilengkapi dengan materi Pelestarian Lingkungan Objek Wisata. Pengelola Desa Wisata harus mengetahui prinsip wisata berwawasan lingkungan. Lingkungan maksudnya adalah alam dan budaya setempat,” katanya.

Menurut Dadang, menjaga lingkungan adalah memelihara keaslian (authenticity), Tradisi Masyarakat Setempat (Local Tradition), Sikap dan Nilai (Attitudes and Value), serta Konservasi dan Daya Dukung  (Conservation and Carrying Capacity).

“Dengan memperhatikan ini objek wisata desa akan terjaga kelestarian dan kesinambungannya,” ujarnya.

Selama berada di Taman Satwa Lembah Hijau, para peserta mendapat penjelasan dan motivasi dari pengelola destinasi wisata Lembah Hijau Yudi. Yudi memberikan penjelasan mengenai efek dari kegiatan konservasi terhadap kelestarian dan keindahan obyek wisatanya. “Pohon-pohon besar ini kami biarkan, tidak ada yang ditebang,” ucapnya.

Workshop Pengembangan Desa Wisata BUMDes se-Way Kanan terselenggara atas kerjasama Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Way Kanan dengan Pro Strategic Foundation. Kegiatan itu diikuti 20 orang peserta dari 9 BUMdes dan Pokdarwis dari 9 desa wisata.(***)
Diberdayakan oleh Blogger.