Agus Nompitu: Smart Branding Penting Bagi UMKM


KATALAMPUNG.COM - Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung Agus Nompitu mengatakan, Smart Branding sangatlah penting bagi UMKM. Untuk itu, dirinya mengapresiasi atas inisiasi dan concern KAGAMA dan BI terhadap perkembangan UMKM di era digital saat ini.


Agus Nompitu: Smart Branding Penting Bagi UMKM
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung Agus Nompitu, Sabtu (29/2)

“Beberapa kali kami melakukan pertemuan dengan BI yang memfokuskan pembinaan terhadap pelaku usaha Koperasi dan UMKM. Begitu juga dengan KAGAMA yang fokus terhadap desa binaannya,” ujar Agus Nompitu saat memberikan sambutan pada acara KAGAMA INKUBASI BISNIS VIII di Ruang Pertemuan Lantai IV Kantor BI Provinsi Lampung, Sabtu (29/02).

“Ini sangat selaras dengan harapan kita bagaimana mengembangkan sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Pelaku UMKM di Indonesia berjumlah sekitar 62 juta lebih, sementara di Lampung, menurut data BPS hampir mendekati angkat 1 juta, namun yang terdaftar berkisar 168 ribu. Ini merupakan target atau sasaran dari kami bagaimana sektor Koperasi dan UMKM secara yuridis formal dapat mendapatkan aspek perizinan, sehingga memudahkan mereka untuk mengakses Lembaga Keuangan dan Perbankan,” ucap Agus.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Lampung sangat mendukung Smart Branding UMKM, sebab aspek yang paling dominan dihadapi oleh usaha mikro kecil dan menengah adalah kualitas SDM. Menurut Agus, kualitas SDM perlu ditingkatkan seperti penguasaan terahadap teknologi di era digital. “Karena tidak mungin kita bicara Smart Branding di era digitalisasi ini kalau UMKM kita ini tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam persoalan teknologi.”

“Aspek Kedua adalah permodalan pembiayaan. Kami berharap BI dapat mencarikan solusi atas dua persoalan ini, baik peningkatan kualitas SDM dan kemampuan dalam mengakses pembiayaan. Karena dari angka 62 juta itu, dari data Kementerian Koperasi dan UKM ada sekitar 90% merupakan usaha mikro, kecil dan menengah, tetapi dari akses pembiayaan berbanding terbalik dengan usaha besar yang memiliki omset di atas Rp 50 Miliyar dan Aset di atas Rp 10 Miliyar,” ucap Agus.

Ia menambahkan, melalui kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM, struktur atau potret UMKM yang saat ini berbentuk Piramid, dengan jumlah usaha mikro berada di bawah, diharapkan berubah menjadi berbentuk seperti Limas. “Sehingga untuk berubah menjadi Limas, maka usaha mikro kita harapkan bisa naik kelas dari mikro ke kecil,dari kecil ke menengah dan menengah menjadi besar.”

“Kami berharap dengan Smart Branding yang diselenggarakan oleh KAGAMA dan BI dapat mengedukasi pelaku UMKM dengan berbasis digital, dan mudah-mudahan para pelaku UMKM ini sudah tidak lagi gagap teknologi, termasuk design dan branding dalam meningkatkan nilai tambah produk dan jasanya, sehingga dapat bersaing di pasar global dan regional.”

Satu keniscayaan, kata Agus, di era digital ini UMKM tidak bisa hanya mengandalkan sisi offline. “Selalu saya katakan jika kita offline-offline terus maka suatu saat kita off. Itu sudah banyak dibuktikan, jadi, memang tidak bisa tidak pengembangan UMKM berbasis digital harus segera dilaksanakan,” tegasnya.(tim/kl)
Diberdayakan oleh Blogger.