Selain Ujian, Pengprov dan Lemkari Lampung Gelar Penyematan Kehormatan Kepala SPN Polda Lampung
KATALAMPUNG.COM - Pengurus Provinsi (Pengprov) dan Lembaga Karate Indonesia (Lemkari) Lampung menggelar ujian Gashuku, ujian DAN dan ujian Kyu, sekaligus penyematan Kehormatan Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Lampung. Acara Penyematan Kehormatan berlangsung di Gedung Subarkah, SPN, Kemiling, Bandar Lampung, Jumat (21/02/2020).
Dewan Guru PB Lemkari, Shuseki Harried Taning menjelaskan, kegiatan Lemkari Ghasuku, ujian DAN, dan ujian Kyu ini merupakan program Pusat. “Jadi kita kelilingi Indonesia, kebetulan sekarang giliran untuk Provinsi Lampung. Karenanya, kalau Dewan Guru tidak turun ke daerah-daerah untuk melakukan ujian dan standarisasi, maka Lemkari akan lebih banyak tertinggalnya. Salah satu contoh, ada beberapa daerah yang tidak memenuhi standarisasi atau teknik-tekniknya," kata Shuseki.
"Saya berharap, agar ada peningkatan. Harus latihan teknik lebih giat lagi, terutama yang sudah sabuk hitam," tambahnya.
Menurutnya, Lampung memiliki banyak atlet yang dapat berpartisipasi di ajang Nasional, sehingga dibutuhkan pembinaan khusus. “Kita latih teknik-tekniknya. peserta yang mengikuti Lemkari ini sebanyak 82 orang, dan berasal dari Lampung. Untuk fasilitas Lemkari, kita sudah buat Kojo atau tempat latihan, kemudian kita ada target untuk peningkatan teknik merata di seluruh Indonesia," janjinya.
Sementara, Kepala SPN Polda Lampung Sis Mulyono menyatakan kebanggannya bagi para peserta yang tergolong anak muda, melakukan hal positif. “Karena sekarang sudah banyak anak muda melakukan hal-hal yang negative, seperti Narkoba, Miras, Judi, belum lagi sekarang lagi trend yang namanya LGBT.”
"Dulu, kita khawatir menjaga anak perempuan, sekarang ditambah lagi, kita harus menjaga anak laki-laki, karena takut akan terkena penyakit LGBT," katanya.
Dia berharap, kegiatan yang dilakukan Lemkari ini, dapat mengurangi angka anak-anak Indonesia yang melakukan hal negatif. Menurutnya, dari hasil penelitian data yang dihimpun secara Nasional, khususnya yang sudah masuk ke dalam catatan Psikologi Mabes Polri, sebanyak 20 persen komunitas LGBT.
“Jadi, kondisi ini sangat memprihatinkan. Harapan saya, organisasi ini agar tidak menjadi pecah, jadi harus bersatu untuk meraih kemenangan di setiap pertandingan, sehingga kita akan menjadi satu kesatuan yang lebih kuat," tutupnya.