BKAD Kecamatan Se-Lampung Utara Bekerjasama dengan Pro-Strategic Selenggarakan Bimtek BUMDes
KATALAMPUNG.COM – Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Se-Lampung Utara bekerjasama dengan Pro-Strategic menyelenggarakan Bimtek Bumdes Peningkatan Kapasitas Pengurus BUMDes di 23 kecamatan. Materi-materi yang diberikan narasumber Pro Strategic adalah Penyusunan Rencana Program Kerja dan Kelayakan Bisnis, Penyusunan Laporan Keuangan, dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban.
“Bimtek telah berjalan di 6
kecamatan. Banyak BUMDes yang tidak berjalan dan jenis usahanya pun nyaris
seragam. Usahanya kebanyakan sewa tarup dan simpan pinjam. Tanpa hasil dan
macet,” ujar Direktur Pro-Strategic, Dadang Ishak Iskandar, disela-sela
pelaksanaan Bimtek Bumdes, Rabu, 24 November 2021.
Menurutnya, pengelola BUMDes
belum bisa mengidentifikasi masalah dan potensi desanya sehingga tidak mampu
menyusun rencana usahanya. Timnya telah menyusun materi kelayakan bisnis,
laporan keuangan dan LPJ dengan aplikasi sederhana yang mudah dipahami dan bisa
dikerjakan baik menggunakan komputer/laptop maupu gadget (HP).
“Aplikasi ini dirancang dan
mengacu pada regulasi BUMDes yang baru yaitu PP No. 11 Tahun 2021 tentang
BUMDes,” tegas Dadang Iskandar.
Dadang Iskandar
mengungkapkan bahwa lembaganya siap bekerjasama dan membantu pengembangan
bisnis BUMDes baik dari peningkatan kapasitas pengelolanya maupun pengembangan
bisnisnya. Termasuk membuka peluang kerjasama dengan lembaga keuangan (bank)
dan corporate yang tertarik dengan potensi pasar BUMDes. Terlebih dengan
Pemprov Lampung yang ingin mewujudkan Lampung Berjaya melalui Smart Villagenya.
“Selama kurang lebih lima
tahun setelah regulasi tentang BUMDes pertama diterbitkan, telah berdiri BUMDes
hampir di seluruh desa di seluruh Indonesia. Dan faktanya ada BUMDes yang
tumbuh dan berkembang, namun banyak juga yang stagnan bahkan tidak berjalan
sementara penyertaan modal kepada BUMDes sudah dilaksanakan,” kata Dadang.
Ia menjelaskan, banyaknya
BUMDes yang tidak berjalan tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Antara
lain kesiapan SDM pengelola BUMDes, rekrutmen pengelola yang tidak terbuka,
hingga pada masalah hubungan yang tidak baik di antara perangkat desa.(***)