Perubahan Iklim, Apa Dampaknya Terhadap Pangan?

Opini - Perubahan iklim telah menjadi isu yang berkembang di seluruh dunia, terutama dalam kaitannya dengan gejolak harga pangan dunia. Ketahanan pangan dalam beberapa dekade terakhir cukup meningkat secara signifikan, tetapi tantangan tetap ada pada stabilitas pangan Indonesia di masa depan.


Perubahan Iklim, Apa Dampaknya Terhadap Pangan?
Mz. Jalaludin Abdurrahman
Mahasiswa Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan Universitas Indonesia

Dari sisi indikator, misalnya Global Hunger Index (Gambar 1), merilis posisi Indonesia di kawasan Asia Tenggara pada tingkat 3 tertinggi dengan 18 poin pada tahun 2021, artinya telah terjadi kelaparan di sebagian penduduk, terutama balita, karena kekurangan gizi, kekurangan berat badan dan pengerdilan. 

Gambar 1. Indeks Kelaparan Negara Asia Tenggara Tahun 2021

  

Perubahan Iklim, Apa Dampaknya Terhadap Pangan?

Sumber: Global Hunger Index

Sebagaimana kita ketahui bersama, perubahan iklim dan bencana alam merupakan ancaman besar bagi upaya pencapaian ketahanan pangan global. Dalam kasus Indonesia, ditambah dengan penduduk yang tinggi, faktor-faktor tersebut menciptakan tantangan yang beragam dalam menjaga ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Di sisi penawaran, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi menimbulkan persaingan yang ketat dalam pemanfaatan lahan dan air, yang pada akhirnya dapat menurunkan kapasitas produksi pangan. Sementara itu, pada saat yang sama, kuantitas, kualitas, dan keragaman kebutuhan pangan terus meningkat.

Kebijakan dasar untuk pencapaian ketahanan pangan berkelanjutan adalah komitmen yang tulus untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh penduduk melalui pemanfaatan sumber daya pangan dalam negeri secara optimal. Oleh karena itu, pemerintah memiliki tanggung jawab dalam memberikan insentif untuk berproduksi, mempercepat diseminasi teknologi kepada petani kecil, menjaga stabilitas pasokan, serta meningkatkan upaya pencapaian keamanan pangan.

Berdasarkan data yang dilansir oleh PBB, sumber utama keprihatinan negara-negara berkembang yang terkait dengan perubahan iklim adalah efek negatif yang diantisipasi terhadap ekonomi dan prospek pembangunan mereka. Untuk Indonesia, beberapa perhatian utama meliputi:

1.     Populasi Pesisir 

Kehidupan laut dan wilayah pesisir akan terpengaruh oleh perubahan iklim. Populasi pesisir di seluruh dunia mungkin mengalami dampak buruk dari kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh perubahan iklim. Dengan garis pantai sekitar 90.000 km, 17.000 pulau dan 270 juta penduduk, dampak kenaikan permukaan laut menjadi perhatian tertinggi bagi Indonesia.

Sebagian besar populasi, industri, infrastruktur, dan lahan pertanian di Indonesia terkonsentrasi di daerah pesisir dataran rendah. Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir dan kota pesisir dataran rendah. Garis pantai yang surut dan tenggelamnya wilayah yang luas dapat mengakibatkan migrasi massal, yang memperkuat tekanan populasi yang ada.

2.     Pergeseran Distribusi Spesies Perikanan

Perubahan skala besar diantisipasi di sektor perikanan tangkap karena perubahan iklim mengubah distribusi ikan dan total tangkapan ikan. Spesies ikan tertentu sedang mengalami pergeseran distribusi sebagai akibat dari pemanasan laut, termasuk spesies ikan yang penting secara komersial.

Cheung dkk (2013) melaporkan banyak wilayah di belahan bumi utara sebagian besar dapat memperoleh potensi tangkapan, sementara banyak wilayah tropis dan subtropis mungkin kehilangan. Perubahan distribusi diperkirakan akan mempengaruhi terutama ikan tropis dan kutub. Lebih lanjut mempertimbangkan bahwa sebagian besar stok ikan dieksploitasi secara berlebihan dan bahwa tangkapan laut global melampaui batas biologisnya, sulit untuk membayangkan bagaimana kita dapat mencegah komunitas yang bergantung pada ikan dari perubahan semacam ini. Kenaikan permukaan laut juga cenderung menurunkan produksi perikanan.  

3.     Produktivitas Pertanian dan Penurunan Pendapatan

Hilangnya produksi pangan akibat perubahan iklim dapat secara drastis meningkatkan jumlah orang yang kekurangan gizi dan menghambat kemajuan melawan kemiskinan dan kerawanan pangan.

Di indonesia, penundaan musim hujan dan kenaikan suhu di atas 2,5 derajat Celcius, diproyeksikan akan menunjukkan hasil panen padi secara substansial dan menimbulkan kerugian pendapatan bersih di tingkat petani yang cukup signifikan.   

4.     Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Kepunahan spesies dapat menyebabkan efek berbahaya pada pertanian, perikanan, kehutanan, yang mengakibatkan ancaman terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian. Perubahan iklim dapat menyebabkan air laut Indonesia mengalami peningkatan suhu sebesar 0,2 hingga 2,5 derajat Celcius, yang berpotensi berdampak negatif terhadap 50.000 km2 terumbu karang di Indonesia, sekitar 18% dari total dunia.

5.     Kekeringan

Pergeseran keseluruhan musim dan waktu curah hujan dapat menyebabkan ketersediaan air yang tidak dapat diprediksi, dan akibatnya kemampuan yang tidak pasti untuk menghasilkan barang-barang pertanian yang berdampak pada ketidakstabilan ekonomi.

6.     Kesehatan 

Konsekuensi langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat meningkatkan potensi terjadinya epidemi penyakit menular. Hal ini selanjutnya dapat menghambat pencapaian tujuan pembangunan karena hilangnya produktivitas yang disebabkan oleh penyakit dan biaya ekonomi yang terkait dengan implikasi anggaran di sektor kesehatan.

Dimensi keamanan perubahan iklim tidak boleh dilihat secara eksklusif dalam konteks konflik militer, yang membahayakan dan mengancam perdamaian dan keamanan internasional yang memerlukan perhatian Dewan Keamanan PBB.

Indonesia menyadari bahwa dampak perubahan iklim bersifat multidimensi dan dapat mencakup kemungkinan implikasi keamanan. Namun, Indonesia tidak sepenuhnya memiliki pandangan yang sama bahwa ada dampak otomatis dan langsung dari perubahan iklim terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Terutama, ada kebutuhan untuk secara jelas mengidentifikasi dimensi keamanan dari perubahan iklim, termasuk apakah itu benar-benar sedemikian besarnya untuk mengancam perdamaian dan keamanan internasional, sehingga memerlukan perhatian Dewan Keamanan PBB. Mengumpulkan data yang relevan dan membangun hubungan langsung antara perubahan iklim dan implikasi keamanannya, memerlukan studi lebih lanjut dan kerja sama oleh semua negara.

Indonesia berpandangan bahwa dimensi keamanan perubahan iklim terutama berkaitan dengan konsekuensi pembangunannya. Titik berangkat dari dimensi keamanan perubahan iklim harus datang dari pengakuan bahwa inti dari perubahan iklim adalah tantangan pembangunan yang berpotensi membawa implikasi serius terhadap upaya pembangunan.

Sebagai gambaran, ketahanan pangan merupakan area kritis yang diperkirakan akan terkena dampak perubahan iklim dan harus mendapat prioritas tertinggi. Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi ketahanan pangan dalam skala nasional dan internasional. Kita menyadari bahwa ketahanan pangan memerlukan pendekatan terpadu yang harus mencakup pengelolaan sumber daya darat dan laut yang efektif.

Sebagai bagian dari upaya ketahanan pangan nasional Indonesia, telah ditetapkan sasaran swasembada beberapa komoditas pangan penting: produksi beras sejak tahun 2005, jagung (2008), gula pasir (2009), daging sapi (2010), kedelai (2012). Pemerintah Indonesia juga telah memprakarsai dengan enam negara lain terkait terumbu kaang, perikanan, dan ketahanan pangan melalui inisiatif segitiga terumbu karang.  

Perubahan iklim membutuhkan kerja sama yang seluas-luasnya dari berbagai negara dan partisipasi mereka dalam respon internasional yang tepat dan efektif, sesuai dengan tanggung jawab bersama berdasarkan kemampuan masing-masing serta kondisi sosial dan ekonomi (Rizal et al, 2018).

Sangat penting bahwa masalah ini terus dibahas dengan perspektif yang luas, termasuk semua pemangku kepentingan dalam forum multilateral. Perserikatan BangsaBangsa (PBB) adalah forum yang paling efektif dan inklusif untuk membahas iklim dan serangkaian tantangan global terkait yang ditimbulkannya.  

Perubahan iklim menjanjikan dampak negatif yang serius pada sistem pesisir dan laut. Sistem yang sama ini dan sumber daya alam yang mendukungnya sudah berada di bawah tekanan berat akibat iklim saat ini, eksploitasi berlebihan, dan berbagai tekanan lainnya.

Banyak orang yang paling rentan di dunia bergantung langsung pada sistem ini untuk makanan dan mata pencaharian mereka. Sumber daya perikanan dan kelautan juga menambah masalah perubahan iklim, menyebabkan tekanan ekonomi negara yang sangat bergantung pada hal tersebut.   

Beradaptasi pada perubahan iklim akhirnya akan menimbulkan integrasi yang lebih sistematis dengan strategi tata kelola, ilmu pengetahuan, sistem regulasi, kebijakan dan ekonomi di tingkat internasional untuk menangani secara efektif berbagai dampak yang diproyeksikan untuk Indonesia.

Integrasi ini harus dibentuk melalui mekanisme formal seperti pengembangan atau modifikasi undang-undang, peraturan, dan kebijakan. Integrasi akan berkembang melalui perubahan yang lebih halus dalam budaya kelembagaan, saluran komunikasi, dan cara interaksi yang membangun kepercayaan di antara pemerintah, lembaga negara, dan pemangku kepentingan.

Perubahan Iklim, Apa Dampaknya Terhadap Pangan?

Oleh: Mz Jalaludin Abdurrahman

Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan Universitas Indonesia, Analis Perencanaan Anggaran Dinas Bina Marga Kabupaten Lampung Tengah


Diberdayakan oleh Blogger.