Tren Paylater di Kalangan Anak Muda: Tips Penggunaan Agar Tetap Sehat Mental

KATALAMPUNG.COM - Metode pembayaran Paylater semakin diminati, terutama di kalangan generasi muda. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pertumbuhan Paylater sebesar 61,90% secara tahunan per November 2024. Sementara itu, hasil riset Kredivo dan Katadata Insight Center mengungkap bahwa 70,4% pengguna Paylater berasal dari kelompok usia 18–35 tahun.

Tren Paylater di Kalangan Anak Muda: Tips Penggunaan Agar Tetap Sehat Mental


Sejalan dengan tren ini, Disya Arinda, M.Psi., Psikolog Klinis, mengingatkan pentingnya memperhatikan kondisi psikologis sebelum dan saat menggunakan Paylater.

“Generasi muda lebih rentan terhadap keputusan impulsif dan tren jangka pendek yang bisa berdampak pada keputusan finansial. Jika tidak ada kesiapan dan perencanaan, Paylater dapat disalahgunakan untuk konsumsi yang tidak sehat. Oleh karena itu, kestabilan mental sangat diperlukan agar manfaat dari layanan ini dapat dirasakan secara optimal,” ujarnya.

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) dan You Only Live Once (YOLO) semakin memperkuat gaya hidup konsumtif, terutama di kalangan anak muda. Riset GlobalWebIndex menunjukkan bahwa 62% individu yang mengalami FOMO berada di rentang usia 16–34 tahun. Studi lain dari OCBC juga menyebutkan bahwa 80% generasi muda cenderung menghabiskan uang untuk mengikuti gaya hidup teman.

“Jika penggunaan Paylater didasari oleh FOMO dan YOLO, maka hal ini bisa memicu stres finansial dan kebiasaan impulsif yang sulit dikontrol. Secara psikologis, kondisi ini bisa meningkatkan kecemasan dan mengganggu kesejahteraan mental. Oleh sebab itu, penting untuk mempertimbangkan manfaat dan dampak psikologis sebelum menggunakan Paylater. Selain itu, setelah menggunakan layanan ini, pengelolaan emosi dan keuangan yang baik juga harus diterapkan agar tidak menjadi sumber stres berkepanjangan,” jelas Disya.

Sebagai pelopor layanan Paylater di Indonesia, Kredivo berkomitmen untuk terus mengedukasi pengguna agar dapat memanfaatkan Paylater secara bijak. Berbagai inisiatif strategis seperti #AutoMikir dan #AndaiAndaPandai telah diterapkan sebagai upaya edukasi.

Selain itu, Kredivo menerapkan prinsip responsible lending dengan memanfaatkan artificial intelligence dalam manajemen risiko. Melalui pendekatan ini, Kredivo menyesuaikan limit kredit pengguna berdasarkan kemampuan bayar mereka, sehingga layanan dapat digunakan secara lebih bertanggung jawab.

Cara Menggunakan Paylater dengan Bijak Agar Tidak Menimbulkan Tekanan Psikologis

Bagaimana cara menggunakan Paylater agar tetap memberikan manfaat tanpa menimbulkan stres? Berikut beberapa tips dari Kredivo dan Disya Arinda, M.Psi., Psikolog Klinis:

Pertama, Pastikan Ada Alasan Rasional Sebelum Menggunakan Paylater. Sebelum menggunakan Paylater, tanyakan pada diri sendiri: Apakah barang atau jasa ini benar-benar diperlukan? Mampukah saya membayar cicilannya? Apakah Paylater akan membantu atau justru memperburuk kondisi keuangan saya? Menjawab pertanyaan ini akan membantu dalam mengambil keputusan yang lebih bijak.

Kedua, Gunakan Paylater Saat Kondisi Mental Stabil. Saat stres, seseorang cenderung mencari solusi cepat dan bisa mengambil keputusan finansial yang tidak rasional. Oleh karena itu, hindari menggunakan Paylater saat kondisi emosional sedang tidak stabil agar tidak berujung pada perilaku konsumtif yang berlebihan.

Ketiga, Kelola Limit Paylater dengan Bijak.  Gunakan Paylater sesuai dengan kemampuan finansial dan jangan tergoda untuk memaksimalkan limit yang tersedia. Pembatasan ini penting agar tidak terjebak dalam utang yang sulit dilunasi dan bisa menjaga cash flow tetap sehat.

Keempat, Ingat Kewajiban Membayar Tagihan. Meskipun Paylater memungkinkan pembelian barang atau layanan sebelum melakukan pembayaran, pengguna tetap memiliki kewajiban untuk melunasi tagihan sesuai skema yang dipilih. Keterlambatan atau kegagalan membayar dapat berdampak pada skor kredit di SLIK OJK, yang nantinya bisa menyulitkan pengajuan kredit di masa depan.

Disya menegaskan bahwa dampak positif atau negatif dari Paylater tergantung pada cara penggunaannya. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami risiko dan manfaatnya sebelum memutuskan untuk memanfaatkan layanan keuangan ini.

“Ketika berada dalam kondisi terdesak atau BU (Butuh Uang), banyak orang cenderung mengambil keputusan secara terburu-buru tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Keputusan yang diambil dalam kondisi panik dapat berdampak negatif, baik secara finansial maupun psikologis. Maka dari itu, kesadaran penuh atau mindfulness dalam menggunakan layanan pembiayaan sangat penting agar tidak menambah beban di kemudian hari,” ungkap Disya.

Secara keseluruhan, setiap layanan finansial memiliki manfaat sekaligus risikonya masing-masing. Jika digunakan dengan bijak, Paylater dapat membantu memenuhi kebutuhan tanpa mengganggu kestabilan keuangan. Sebaliknya, jika digunakan secara tidak bertanggung jawab, Paylater bisa menjadi beban yang berdampak negatif pada kondisi psikologis.

“Dengan memahami faktor psikologis yang memengaruhi keputusan keuangan, pengguna dapat lebih bijak dalam memanfaatkan layanan Paylater, sehingga terhindar dari stres finansial dan beban utang yang berlebihan,” tutup Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo.

Diberdayakan oleh Blogger.