Wakil Gubernur Lampung Hadiri Rakor Pengendalian Inflasi Jelang Ramadan
KATALAMPUNG.COM – Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, turut serta dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara virtual di ruang Sakai Sambayan pada Senin (24/2/2025). Rapat ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir.
Dalam pembukaannya, Tomsi
Tohir menekankan pentingnya menjaga kestabilan harga bahan pangan menjelang dan
selama bulan Ramadan serta Hari Raya Idul Fitri.
“Pemerintah berharap tahun
ini kita dapat mengendalikan harga dengan baik, bahkan kalau bisa tidak ada
kenaikan harga,” ujarnya.
Plh. Deputi Bidang Statistik
dan Distribusi Jasa Badan Pusat Statistik, M. Habibullah, S.Si., M.Si., turut
memaparkan data historis inflasi menjelang Ramadan tahun-tahun sebelumnya.
Menurutnya, pada Maret 2020
tercatat 39 kota mengalami inflasi. Angka ini meningkat pada April 2021 dengan
79 kota terdampak, lalu 90 kota pada Maret 2022, 65 kota pada Maret 2023, dan
mencapai 136 kota pada Maret 2024. Beberapa kota yang sering mengalami lonjakan
inflasi di antaranya Bau-Bau, Timika, Merauke, Luwuk, dan Kotamobagu.
Habibullah menyoroti bahwa
kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar
pada Ramadan, dengan kenaikan sebesar 0,41 persen (month to month) pada Maret
2024. Lima komoditas utama yang memicu inflasi adalah telur ayam ras (0,09
persen), daging ayam ras (0,09 persen), beras (0,09 persen), cabai rawit (0,02
persen), dan bawang putih (0,02 persen).
Provinsi dengan inflasi
tertinggi di Sumatera pada periode tersebut adalah Sumatera Utara (0,72 persen),
sementara di Jawa terjadi di Banten (0,98 persen), dan di Sulawesi terjadi di
Sulawesi Utara (1,07 persen).
Deputi III Kantor Staf
Presiden, Edi Priyono, juga melaporkan adanya disparitas harga antar daerah per
21 Februari 2025. Beberapa komoditas menunjukkan selisih harga yang cukup
tinggi, seperti telur ayam ras (20,30 persen), cabai rawit merah (22,16
persen), dan cabai merah besar (32,01 persen).
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, Badan Pangan Nasional telah menggelar operasi pasar pangan murah
secara serentak di seluruh Indonesia mulai 24 Februari hingga 29 Maret 2025.
Operasi ini berlangsung di
beberapa lokasi strategis, seperti Kantor Pos Indonesia (4.500 titik), UPT
Kementerian Pertanian (88 UPT), Outlet PT. Charoen Pokphand Indonesia (2.200
gerai), serta Outlet PT. JAPFA Comfeed (553 gerai).
Di akhir rapat, Tomsi Tohir menegaskan harapannya agar upaya pengendalian harga tahun ini berjalan optimal demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri. (kmf)