Permasalahan Gizi dan Kesehatan di Bandar Lampung Masih Tinggi
Menurut Koordinator Program Lembaga Advokasi
Perempuan Damar Lampung, Sofyan Hadi, sebanyak 79 dari 100 responden
masih mengeluhkan fasilitas kesehatan terutama Puskesmas yang belum memiliki
tenaga gizi.
Menurut Sofyan, keadaan tersebut disebabkan karena
kurangnya perekrutan tenaga gizi. Kemudian, jumlah tenaga ahli gizi yang
sebarannya belum merata.
Hasil survey lain menunjukkan, 76 dari 100 responden menyampaikan masih
kurangnya pemahaman ibu tentang gizi seimbang. "Gizi seimbang adalah
asupan makanan yang bervariasi, Bergizi, Seimbang, dan Aman," ujarnya.
Selain itu, survey Damar juga menunjukan sebanyak 73
dari 100 responden mengadukan tentang keluarga yang masih gemar mengonsumsi
makanan cepat saji. "Ini karena pemahaman masyarakat terhadap makanan
bergisi yang masih rendah," sambungnya.
Selain permasalahan tersebut, DAMAR juga mencatat 70
dari 100 responden mengadukan tidak semua perempuan muda, ibu hamil, memperoleh
asupan zat besi tambahan (FE) gratis di faskes. Mereka juga merasa malu
memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan yang ada. "Dampaknya
kemudian, permasalahan gizi pada ibu hamil dan bayi yang masih tinggi,"
sambung dia.
Sofyan Hadi mengatakan, pihaknya melakukan analisa
persoalan yang kemudian hasilnya akan disampaikan menjadi rekomendasi kepada
pemerintah daerah sampai kepada lembaga penyedia layanan kesehatan baik itu
rumah sakit, puskesmas maupun masyarakat secara umum. (rls)