Jadi Tuan Rumah Hari Rempah Internasional 2018, 800 Hektare Rempah Lampung Direhab
BANDAR LAMPUNG, katalampung.com - Setelah jadi tuan rumah Hari Kopi
Internasional 1 Oktober 2017, Provinsi Lampung kembali mendapat kepercayaan
menjadi tuan rumah Hari Rempah Internasional 2018. Lampung ditunjuk oleh Dewan
Rempah Nasional karena punya rempah terbaik di dunia yakni lada hitam (Lampung Black Papper).
Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo memanfaatkan
momentum itu untuk mengusulkan ke pusat melalui Kementerian Pertanian untuk
merehabilitasi 600 hektare tanaman lada hitam dan meremajakan 200 hektare
tanaman pala. "Di pasar rempah internasional selain lada hitam, Lampung
kini juga dikenal sebagai penghasil pala. Bahkan di Jepang, pala Lampung lebih
disukai karena memiliki kandungan minyak atsiri paling tinggi," kata
Gubernur Ridho, Selasa (24/10/2017).
Sejak berabad lalu Lampung termasuk jalur rempah
nusantara dan pernah berjaya sebagai pusat rempah terutama lada. Rehab dan
peremajaan itu, kata Ridho, untuk mendukung rencana pemerintah mewujudkan
kembali kejayaan rempah-rempah Indonesia di dunia internasional. "Alhamdulillah,
mulai November ini kita akan rehab 800 hektare tanaman lada dan pala,"
kata Gubernur Ridho.
Rehab tanaman lada ini tersebar di berbagai kecamatan
di Lampung Utara, Way Kanan, dan Lampung Timur masing-masing 200 hektare.
Sedangkan tanaman pala difokuskan di Kabupaten Tanggamus. Selain itu,
intensifikasi tanaman lada seluas 100 hektare di Lampung Utara, 100 hektare di
Way Kanan, dan 150 hektare di Lampung Timur.
Rehabilitasi tanaman lada hitam ini, menurut Kepala
Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampun, Dessy Desmaniar Romas,
merupakan yang terbesar. Luas tanaman lada di Lampung pada 2016 mencapai 46.054
ha dengan produksi 14.854 ton per tahun dan melibatkan 63.675 kepala keluarga
petani. "Setiap petani mendapat rehabilitasi tanaman lada maksimal 2
hektare, namun rata-rata 1 hektare," kata Dessy.
Pengakuan dunia atas pala Lampung, kata Dessy,
dibuktikan dengan makin tingginya permintaan. Pembibitan tanaman pala kini
dapat dilakukan di Lampung Selatan, sehingga perluasan dan peremajaan cepat
dilakukan. "Permintaan pala sangat tinggi, namun produksinya belum banyak.
Pala yang diproduksi di Lampung lebih disukai untuk bahan kosmetik karena
tinggi kandungan atsirinya," kata Dessy.
Terkait Hari Rempah Internasional, kata Dessy,
Pemerintah Provinsi Lampung berencana terus meningkatkan luasan peremajaan dan
rehabilitasi. Untuk lada, pada 2018 diusulkan rehabilitasi seluas 1.000 hektare
dan pala 200 hektare.
Sejumlah acara bakal digelar dalam menyambut momen
tersebut, seperti kampanye minum susu lada gratis. "Kami akan
sosialisasikan susu dicampur lada juga nikmat diminum," kata Dessy
Desmaniar Romas.(hpro)