Tantangan Ekonomi dan Sektor Jasa Keuangan Indonesia Tahun 2018
BANDARLAMPUNG,
katalampung.com – Tantangan Ekonomi dan Sektor Jasa Keuangan Indonesia ke depan
meliputi ketidakpastian kebijakan ekonomi dan politik sejak akhir 2017 yang
terpantau tinggi. Hal ini berpotensi mempersempit ruang kebijakan yang dapat
diambil oleh negara berkembang, termasuk Indonesia.
Demikian disampaikan oleh
Wimboh Santoso, Phd, Ketua Dewan Komisioner Otoritas jasa Keuangan (OJK) RI
pada acara Breakfast Meeting: Prospek Ekonomi Indonesia 2018 yang digelar
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta, Kamis, 2 November 2017.
Dalam bahan paparannya “Prospek
Ekonomi dan Sektor Jasa Keuangan 2018”, Wimboh Santoso, mengurai indeks
ketidakpastian kebijakan ekonomi global yang terdampak dari situasi politik
dunia. Kondisi ini meliputi, situasi geopolitik di Semenanjung Korea yang masih
tidak dapat diprediksi, situasi politik di Spanyol yang masih belum kondusif
dan pemutusan hubungan diplomatik negara di kawasan semenanjung Arab dengan Qatar.
Tantangan kedua yang akan
dihadapi Indonesia, menurut Wimboh, adalah normalisasi kebijakan moneter negara
maju berpotensi memicu capital outflow
di negara berkembang. Seperti ekspektasi kenaikan FFR dan penurunan program
stimulus ECB.
Tantangan ketiga adalah Perkembangan FinTech, E-Commerce dan Cyber Crime (baca: klik disini).
Keempat, tahun 2018 adalah
tahun yang penuh dinamika politik. Pada tahun 2018, akan dilaksanakan Pemilihan
Kepala Daerah di 171 daerah. Terdiri dari, 17 provinsi, 39 kota dan 115
kabupaten. Selain pemilihan kepala daerah, tahun 2018 juga merupakan tahun
persiapan dalam pelaksanaan Pemilihan Umum 2019. Ketidakpastian politik serta
dinamika yang terjadi di dalamnya tentu akan berdampak terhadap perekonomian
nasional.
Catatan, Wimboh, Outlook
Ekonomi dan Sektor Jasa Keuangan Indonesia tahun 2018, konsumsi cukup solid. Pertumbuhan
PDB diperkirakan akan tumbuh menjadi 5,2-5,6 pada tahun 2018. Dibandingkan Kwartal
1 tahun 2017 sebesar 5,0 dan Kwartal 2 sebesar 5,0.
Baca Juga: Peluang Ekonomi Indonesia 2018
Baca Juga: Peluang Ekonomi Indonesia 2018
Penerimaan pajak
berpotensi meningkat. Penerimaan pajak tetap menjadi tantangan, meskipun twin
deficit menyempit. Investasi dan ekspor meningkat. Investasi (PMTB) akan
meningkat menjadi sekitar 6,0-6,6 pada tahun 2018, dibandingkan Kwartal 1 tahun
2017 sebesar 4,8 dan 5,4 pada Kwartal ke 2.
Tantangan lainnya, menurut
Wimboh, maraknya penawaran investasi ilegal yang merugikan masyarakat. Dari daftar
investasi bodong di Indonesia dan estimasi kerugian yang diperoeh, diperkirakan
total kerugian dari tahun 2007-2017 kurang lebih sebesar Rp105,81 Triliun.
Dilaporkan
Oleh: Guntur Subing