Tiga Unsur Juri Akan Menilai Lomba Menulis Esai Pemprov Lampung
BANDARLAMPUNG,
katalampung.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, dalam hal ini Dinas
Komunikasi Informasi dan Statistik (Diskominfotik), menurunkan tiga unsur juri
guna melakukan penilaian tulisan dalam Lomba
Menulis Esai yang mengangkat tema "Optimisme
masa depan Provinsi Lampung setelah kehadiran Jalan Tol Trans Sumatera dan
Bandara Internasional Radin Inten II".
Kepala Bidang Diseminasi
dan Informasi Diskominfotik Lampung, Ganjar, menjelaskan, ketiga unsur tersebut
terdiri dari unsur Diskominfotik, Akademisi, dan para Praktisi Pers.
Masing-masing dari ketiga juri itu nanti, mempunyai penilaian yang berbeda-beda
pula.
Kata Ganjar, untuk unsur
Diskominfotik, akan melihat pesan pembangunannya dari segi publikasi, para
akademisi menilai tulisan secara akademik, dan praktisi pers menilai gaya
hingga kedalaman data tulisan para peserta Lomba Menulis Esai.
"Pemenang akan
dipilih berdasarkan hasil yang seobyektif mungkin dan sesuai fakta
terdata," jelas Ganjar, Selasa, 7 November 2017.
Sementara itu, salah satu
dewan juri dari praktisi pers yang juga wartawan senior di Lampung, Oyos Saroso
HN, menyampaikan, yang paling menjadi dasar penilaian adalah kesesuaian tulisan
dengan tema atau judul, akan tetapi kedalaman tulisan juga diperlukan. Artinya,
tulisan peserta tidak hanya berisi rangkuman saja.
"Sebagian besar
tulisan itu akan berbentuk opini, maka diperlukan juga pendapat dari sang
penulis," kata Oyos.
Selain daripada itu, kata
Oyos, hal yang paling krusial dalam menulis adalah bahasa itu sendiri.
Pasalnya, masih banyak orang yang beranggapan menulis dengan Bahasa Indonesia
itu mudah, dan kenyataanya justru banyak kesalahan.
"Bahasa Indonesia ini
gampang-gampang sulit. Contoh paling sederhana adalah pemakaian kata 'di',
rupanya juga masih banyak yang salah antara kata itu disambung atau
dipisah," urainya.
Dengan adanya Lomba
Menulis Esai, menjadi harapan baru guna merangsang para penulis dari semua kalangan
baik pelajar, mahasiswa, dan umum, untuk perduli terhadap pembangunan di
Provinsi Lampung.
"Tetapi, kedepannya
kami juga berharap bahwa tradisi membaca dan menulis itu benar-benar tumbuh dan
berkembang. Pemprov sendiri juga sudah mencanangkan program Gerakan Lampung
Membaca, artinya dari apa yang dibaca minimal dilakukan dengan menulis,"
paparnya.
Oyos juga menegaskan, pada
lomba kali ini, pemenang tulisan bukan dinilai dari tulisannya yang memuji-muji
pemerintah. "Saya berani menjamin sebagai orang yang sudah lama dan
menjaga independensi, hal itu tidak akan terjadi, bahkan itu tidak masuk bagian
dari penilaian," ungkap Oyos.(rls)