BMKG Catat 20 Gempa Susulan dan Berpusat di Wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa
Sebelumnya, BMKG merilis
parameter awal (5 menit) telah terjadi Gempa Tektonik pada, Selasa, 23 Januari
2018, 13:34:50 WIB dengan kekuatan M 6,4. Lokasi Gempa menurut BMKG berada di
7,21 LS dan 105,91 BT, dengan kedalaman 10 Km.(Baca: Gempa Bumi Guncang Lebak Banten dan Tidak Berpotensi Tsunami)
Parameter update
selanjutnya pada pukul melalui hasil monitoring pukul 15:49:18 WIB, gempa
terjadi pada 23 Januari 2018, pukul 13:34:53 WIB dengan kekuatan M 6,1. Lokasi gempa
berada pada 7,23 LS dan 105,9 BT dengan kedalaman 61 Km.
Gempa bumi berpusat di
wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa. Karena gempa ini relatif kecil, menurut
BMKG, tidak cukup kuat untuk membangkitkan perubahan di daar laut yang dapat
memicu terjadinya tsunami.
Dari hasil minitoring,
telah terjadi 20 gempa susulan yang tercatat. Dengan rentang kekuatan gempa
bumi susulan adalah M 2,5 –M 4,9. BMKG akan terus melakukan monitoring
perkembangan.
Berdasarkan laporan BMKG
dampak gempa yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan
berpotensi dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bogor II
SIG-BMKG (IV-V MMI), Bandung dan Lampung II SIG-BMKG (III MMI), Bantul dan
Kebumen I SIG-BMKG (II MMI).
Untuk penyebab dari gemba
bumi yang terjadi di selatan Jawa ini, BMKG mengatakan gempa ini termasuk dalam
klasifikasi gempa bumi berkedalaman menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng
Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Dengan mekanisme sumbernya adalah
pergeseran oblique domain naik (Oblique
Thrust).
BMKG menghimbau untuk
masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta
informasi dari BMKG. BMKG meminta agar masyarakat tidak terpancing oleh isu
yang tidak bertanggungjawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Selain itu, BMKG juga
menghimau agar masyarakat tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada
umumnya kekuatannya semakin mengecil.(BMKG/dde)