Ekspor Indonesia 2017 Meningkat, BPS Ungkap Surplus Perdagangan Sebesar 11,84 Miliar Dolar AS
Secara detail, BPS melaporkan nilai ekspor Indonesia
pada Desember 2017 mencapai 14,79 miliar dollar AS atau turun 3,45 persen
dibanding ekspor November 2017.
Sementara dibanding Desember 2016 meningkat 6,93 persen.
“Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2017 mencapai 168,73 miliar
dollar AS atau meningkat 16,22 persen dibanding periode yang sama tahun 2016,
sedangkan ekspor nonmigas mencapai 152,99 miliar atau meningkat 15,83 persen,” kata Kepala BPS Dr.
Suhariyanto dalam keterangan pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin
(15/01/2018) siang.
Adapun nilai impor sepanjang Desember 2017, menurut
Kepala BPS, tercatat 15,061,2 miliar dollar AS atau turun sebesar 43,7 juta dollar AS (0,29 persen) dibanding
November 2017.
Sementara dilihat dari nilai impor kumulatif Januari–Desember 2017, menurut Kepala BPS Suhariyanto,
tercatat sebesar 156,893,0 miliar dollar AS atau meningkat 15,66 persen
dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya. Dengan demikian, sepanjang 2017 terjadi surplus neraca perdagangan
sebesar 11,84 miliar dollar AS.
“Tahun 2017 kita mengalami surplus yang jauh lebih
tinggi dibandingkan 2016. Surplus pada 2017 sebesar 11,84 miliar dollar,” kata
Suhariyanto.
Ia menyebutkan, peningkatan terjadi pada impor
migas dan non migas masing-masing 5,567
miliar dollar AS (29,71 persen) dan 15,672,4 miliar dollar AS (13,41 persen),”
kata Suhariyanto.
Peningkatan impor migas, lanjut Suhariyanto, disebabkan
oleh naiknya impor minyak mentah 329,2 juta dollar AS (4,89 persen), hasil
minyak 4,183,5 miliar dollar AS (40,46 persen), dan gas 1,055 miliar dollar AS
(63,22 persen).
Ekspor
Nonmigas
Kepala BPS Dr. Suhariyanto menambahkan, ekspor nonmigas Desember 2017 mencapai 13,28 miliar, turun 5,41 persen
dibanding November 2017. Sementara dibanding ekspor nonmigas Desember 2016 naik
5,56 persen.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2017
terhadap November 2017, menurut
Suhariyanto, terjadi pada perhiasan/permata sebesar 205,2 juta dollar AS (38,83 persen), sedangkan
peningkatan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar 421,0 juta dollar AS (126,05 persen).
“Ekspor nonmigas
Desember 2017 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu 2,19 miliar dollar AS, disusul
Jepang 1,47 miliar dollar AS dan Amerika Serikat 1,42 miliar dollar AS, dengan
kontribusi ketiganya mencapai 38,31 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar 1,33
miliar dollar AS,” ungkap Suhariyanto.
Adapun menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia
terbesar pada Januari–Desember 2017 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 29,18
miliar dollar AS (17,29 persen), diikuti Jawa Timur 18,43 miliar (10,92 persen)
dan Kalimantan Timur 17,63 miliar dollar AS (10,45 persen).
Meningkat
Mengenai impor, Kepala BPS Dr. Suhariyanto
mengemukakan, impor nonmigas Desember 2017 mencapai 12,51 miliar dollar AS atau
turun 3,05 persen dibanding November 2017. Namun jika dibanding Desember 2016
meningkat 12,87 persen.
Impor migas Desember 2017, lanjut Suhariyanto, mencapai
2,55 miliar dollar AS atau naik 15,89
persen dibanding November 2017, dan juga meningkat 50,10 persen dibanding
Desember 2016.
“Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar
selama Januari–Desember 2017 ditempati
oleh Tiongkok dengan nilai 35,52 miliar (26,79 persen), Jepang 15,21 miliar
dollar AS (11,47 persen), dan Thailand
9,19 miliar (6,93 persen),” ungkap Suhariyanto seraya menambahkan impor
nonmigas dari ASEAN 20,37 persen, sementara
dari Uni Eropa 9,27 persen.(H-BPS)