OJK Implementasikan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SILK)
“SLIK digunakan oleh pelaku industry untuk mitigasi
resiko, khususnya resiko kredit sehingga dapat membantu menurunkan tingkat
resiko kredit bermasalah. Selain itu keberadaan SLIK juga mampu mendukung
perluasan akses kredit/pembiayaan,” terang Mendi Rahmadi, Senin, 15 Januari
2018.
Menurutnya, OJK menyadari bahwa kedepan akan banyak
tantangan yang dihadapi sektor jasa keuangan. Seperti, kebutuhan pembiayaan
pembangunan infrastruktur, mengingat terbatasnya ruang pembiayaan dari APBN.
“Tantangan lainnya, masih rendahnya size dan daya saing
sektor jasa keuangan Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara di
kawasan,” kata Mendi.
Menurut catatan OJK Lampung selain dua pointer di atas,
tantangan yang dihadapi sector jasa keuangan lainnya adalah hadirnya financial technology yang berkembang
cepat. Perkembangan FinTech ini memerlukan kebijakan yang cepat dan tepat dari
regulator.
Perkembangan layanan jasa keuangan berbasis teknologi/
FinTech saat ini sebanyak 28 perusahaan FinTech P2P Lending yang
terdaftar/berizin di OJK dan 32 perusahaan dalam proses pendaftaran. Total pembiayaan
bisnis FinTech ini telah mencapai Rp2,26 triliun dengan 290.335 peminjam.
Kedepan, OJK Berharap agar sector jasa keuangan dapat
menjadi solusi bagi upaya penurunan tingkat ketimpangan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui upaya peningkatan literasi keuangan dan
penyediaan akses keuangan bagi masyarakat luas.
Baca Juga: OJK Lampung Terus Dorong Peningkatan Indeks Literasi dan Perlindungan Konsumen
Peningkatan literasi keuangan ini, diharapkan dapat mencegah terjadinya investasi illegal. Karena maraknya investasi illegal yang merugikan masyarakat ini dengan memanfaatkan rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat.
Peningkatan literasi keuangan ini, diharapkan dapat mencegah terjadinya investasi illegal. Karena maraknya investasi illegal yang merugikan masyarakat ini dengan memanfaatkan rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat.
Sementara tantangan yang berasal dari eksternal
meliputi normalisasi kebijakan moneter di negara maju dan tantangan geopolitik
dunia.
Editor:
Guntur Subing