Siswa Dianiaya Kakak Kelas Hingga Luka dan Lebam, Pihak Sekolah SDN 1 Pekalongan Cuek
Ahmad Baherman yang merupakan orang tua murid yang
menjadi korban kekerasan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pekalongan Kabupaten Lampung
Timur tersebut, sangat menyesalkan kinerja para guru yang terkesan membiarkan
adanya kekerasan sesama siswa dilingkungan sekolah.
Baca Juga: Ketua LPAI Lampung Timur Sambangi Rumah Siswa Korban Penganiayaan di SDN 1 Pekalongan
Baca Juga: Ketua LPAI Lampung Timur Sambangi Rumah Siswa Korban Penganiayaan di SDN 1 Pekalongan
Persoalan kekerasan yang dilakukan oleh sesama siswa di
sekolah tersebut tidak mendapat respon yang cepat dari pihak sekolah, dan
bahkan kejadian ini bukan hanya sekali terjadi.
“Sebelumnya saya sudah pernah meminta Istri saya untuk
memberitahu kepada pihak sekolah, bahwa anak saya mengalami tindak kekerasan
dari teman-teman sekolahnya. Namun keluhan kami tersebut seolah tidak
ditanggapi oleh para dewan guru yang ada di sekolah tersebut,” kata Baherman.
Awalnya, dirinya tidak mengetahui ada lebam di bagian
punggung anaknya yang disebabkan adanya kekerasan yang dilakukan kakak kelasnya.
Adanya lebam dipunggung anaknya tersebut diketahui setelah anaknya mengeluh
kesakitan.
“Setelah saya tanyakan kenapa bisa ada lebam di
punggungnya, baru anak saya menceritakan kekerasan yang dilakukan kakak
kelasnya dan itu dilakukan berulang kali kepadanya. Setelah mendengar cerita
itu, saya berinisiatif mengantarkan anak saya sendiri ke sekolahnya. Setelah
saya antar ke dalam sekolah, saya coba menunggu diluar pagar sekolah tersebut.”
“Namun, pada waktu jam istrahat belajar, saya kaget
melihat perilaku salah satu siswa disekolah tersebut. Saya kaget, sebagai orang
tua, saya melihat perilaku kakak kelasnya yang mencekik anak saya. Kejadian itu
pas saya lihat dengan mata saya sendiri, maka kejadian itu langsung saya
laporkan kepada guru yang ada di sekolah tersebut. Namun anehnya, pihak guru
seolah-olah tidak peduli dengan apa yang terjadi pada anak didiknya,"
ungkapnya.
Sungguh disayangkan, karena dewan guru yang ada di
sekolah ini tidak mengetahui adanya tindak kekerasan sesama siswa di sekolah
tersebut, dan parahnya lagi kepala sekolah tidak ada disekolah.
“Seharusnya adanya keluhan tindakan kekerasan sesama
siswa ini yang terjadi disekolah tersebut harus mendapat perhatian yang serius
dari pihak sekolah. Apabila terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan hal
yang tidak kita inginkan dapat terjadi pada anak didik sekolah tersebut. Padahal,
saya menyekolahkan anak saya ini di sekolah SDN 1 Pekalongan ini dikarenakan
keyakinan saya akan kualitas pendidikanya yang tidak kalah dengan Kota Metro,
namun ternyata salah besar, malah jadi sebaliknya," ujarnya.
Sementara Kepala SDN 1 Pekalongan, Dwi Astuti
menyampaikan, atas adanya kejadian kekerasan sesama siswa yang terjadi dilingkungan
jam sekolah, maka dirinya selaku Kepala Sekolah meminta maaf pada orang tua
murid yang anaknya merupakan korban.
“Terus terang kejadian ini belum pernah ada laporan
yang saya terima dari wali murid atau guru wali kelas yang ada. Kejadian ini
saya ketahui setelah ada petugas dari UPTD yang memberitahu, bahwa ada laporan
yang diterima oleh UPTD terkait adanya kekerasan yang terjadi sesama siswa di
sekolah kami ini. Setelah mendengar hal tersebut, baru saya ketahui adanya
kekerasan sesama siswa tersebut. Untuk itu, kami meminta maaf, dan kedepan kami
akan lebih ekstra lagi memperhatikan apa yang dilakukan para murid-murid pada
saat jam istirahat,"ungkapnya.
Terpisah, Sarwono salah satu Pengawas di UPTD
Pekalongan mengatakan, persoalan kekerasan anak sama anak yang terjadi di
sekolah SDN 1 Pekalongan tersebut bukan lagi hal yang pertama, maka saya
sendiri sangat menyesalkan hal tersebut terjadi lagi.
“Saya selaku pengawas dari UPTD berharap pihak sekolah
harus dapat menyelesaikan setiap ada masalah yang ada di sekolah secepat
mungkin. Terlebih masalah kekerasan, ini tidak baik dibiarkan berlarut-larut,
sehingga tidak sampai ada hal yang tidak kita inginkan terjadi. Memang
sebelumnya juga sudah pernah ada hal yang serupa terjadi di sekolah ini, namun
kita tidak menyangka hal itu terjadi lagi. Seharusnya para guru yang ada
disekolah tersebut bisa ciptakan suasana agar para anak-anak sekolah ini dapat
terjaga dengan baik. Karena anak didik yang ada disekolah ini adalah merupakan
tanggung jawab para guru, karena anak ini kan dibawa pengawasan para guru, maka
harus dapat dijaga dan dibina, sehingga para anak didik dapat mendapat ilmu dan
nyaman saat berada disekolah,"ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan, Sekretaris Pendidikan dan
Kebudayaan Darsono, kalau ada kejadian kekerasan yang terjadi di ruang jam
sekolah, maka para guru atau pihak sekolah harus dapat tanggap dan sigap untuk
memperbaiki yang terjadi tersebut. Kalau kekerasan dapat terjadi di sekolah,
bagai mana anak murid mau belajar dengan nyaman.
“Dengan adanya kejadian ini, maka kami akan segera
menindaklanjuti apa yang terjadi di sekolah SDN 1 Pekalongan tersebut. Kalau memang ada kekerasan yang terjadi di
sekolah tersebut maka tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Nanti kita akan coba
cek kebenaran kejadian kekerasan yang terjadi di sekololah itu. Karena
informasi ini baru saya ketahui, itu pun dari kawan wartawan. Yang jelas, kalau
sempat ada kekerasan terjadi dilingkungan sekolah tersebut dan tak mendapat
respon yang cepat dari para guru yang ada, maka tentu ini suatu kelalaian dari
para guru sekolah yang ada," ungkapnya.
Dilaporkan
Oleh: Jhoni Saputra