CCED Unila Gelar Diskusi dan Dialog Tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia
Acara yang dilaksanakan di
Ruang Sidang Lt. 2 Rektorat Universitas Lampung ini menghadirkan Ketua Umum Indonesia
Human Resources Institute (IndHRI) Yunus Triyonggo, PhD., CAHRI dan
Presiden Indonesia Career Center Network (ICCN)/ Kepala ITB Career Center Dr. Eng. Bambang Setia Budi, S.T.,
M.T.
Baca Juga: Yunus Triyonggo: Presiden Jokowi Canangkan 2019 Sebagai “The Year Of Human Capital”
Baca Juga: Yunus Triyonggo: Presiden Jokowi Canangkan 2019 Sebagai “The Year Of Human Capital”
Dalam sambutannya Kepala
CCED Unila Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.BA., mengatakan tujuan dari dihadirkannya
penyusun SKKNI ini adalah untuk melihat bagaiamana suasana industri kedepan
terkait apa yang harus dipersiapkan terhadap lulusan dari Unila. Tugas dari pusat
pengembangan karir dan kewirausahaan adalah memastikan lulusan Unila yang bisa
merespon kebutuhan dunia kerja, dunia usaha dan dunia industri.
“Dengan diskusi ini diharapkan
pemahaman dari berbagai perspektif, sehingga memperkuat SKKNI terutama dalam
Bidang MSDM,” ujar Dr. Ayi.
Menurutnya, Presiden
Jokowi telah mencanangkan pada tahun 2019 ini sebagai Indonesia Competence dengan fokus daya saing pada SDM. Daya saing pada
orang (people) ini akan hilang momentumnya
jika tidak cepat direspon atau direbut.
Pada kesempatan yang sama,
Presiden ICCN Dr. Eng. Bambang Setia Budi mengungkapkan kompetensi mahasiswa
dan alumni perguruan tinggi erat kaitannya dengan dunia kerja. Untuk itu
dibutuhkan upaya untuk membaca situasi industri dan kebutuhakn dunia kerja yang
terkait dengan SKKNI.
“Kualitas tenaga kerja di Indonesia
mengalami disparitas, baik dari sabang sampai merauke. Dengan adanya SKKNI, diharapkan
Indonesia memiliki standarisasi dalam dunia kerja. Dan tugas dari pusat karir
adalah untuk mendekatkan standarisasi SKKNI ini di seluruh Indonesia sehingga match secara menyeluruh dan merata,”
ujar Bambang.
Indonesia
Competence, menurut Bambang, diharapkan bisa dipahami baik di
dunia pendidikan maupun di dunia industri. Kerjasama ICCN dengan pusat karir
ini adalah langkah awal untuk memberikan pemahaman dengan berbagai persepektif.
Sementara itu, Rektor
Unila Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., menjelaskan bahwa saat ini perguruan
tinggi telah diminta untuk memfokuskan atau mengadaptasi kurikulum berbasis
KKNI. Unila, menurut rektor, telah mengadaptasi Kurikulum Berbasis KKNI apalagi
saat ini Indonesia telah memasuki era revolusi industri tahap 4.0. Di mana
sebelumnya, Unila telah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Baca Juga: Mengapa Pendekatan Berbasis Kompetensi Penting?
Baca Juga: Mengapa Pendekatan Berbasis Kompetensi Penting?
“Tuntutan kedepan, lulusan
perguruan tinggi harus memiliki kemampuan kompetitif yang dipersyaratkan. Semua
profesi, kedepan harus memiliki sertifikat kompetensi. Untuk itu Unila akan
mempersiapkan lulusan yang tidak hanya berijazah namun juga memiliki sertifikat
kompetensi, sehingga mampu bersaing,” kata Rektor.
Menurut Rektor, yang akan
dihadapi oleh generasi masa depan tidak hanya berdasarkan kepintaran saja,
tetapi juga memiliki kompetensi terhadap kemampuan yang dimilikinya.
Editor:
Guntur Subing