Yunus Triyonggo: Presiden Jokowi Canangkan 2019 Sebagai “The Year Of Human Capital”
Menurut Yunus Triyonggo,
Presiden mengungkapkan tahun ini (2018) dirinya akan mengurangi proyek-proyek
infrastruktur. Sedangkan untuk tahun 2019, Presiden akan fokus pada Sumber Daya
Manusia (SDM).
“Makanya sekarang
Kementerian Perindustrian, Kementerian Ristekdikti, Kemendikbud dan Kemenaker
itu ditunggu programnya untuk menyambut The
Year of Human Capital tahun 2019,” ujar Yunus Triyonggo pada saat Diskusi Kupas Tuntas “Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia” di Ruang
Sidang Lt. 2 Rektorat Universitas Lampung, Sabtu, 24 Februari 2018.
Bahkan saat ini,
kementerian-kementarian telah mempersiapkan untuk menyambut tahun 2019. Seperti,
Kementerian Ketenenagakerjaan (Kemenaker) tahun 2018 menargetkan sekitar 400.000
tenaga kerja yang berkompeten baik oleh BLK, LPK Swasta maupun
perusahaan-perusahaan yang menjadi host
pemagangan nasional. Di tahun 2019, ditarget sebesar 1,4 juta tenaga kerja
kompeten.
“Itulah target-target bombastis yang ingin dicapai. Karena perkembangan
industri yang dikatakan sebagai Revolusi Industri 4.0 sudah terjadi saat ini,”
kata Yunus.
Menurutnya, sebentar lagi
era electric car akan memasuki
Indonesia. Pada kondisi ini operator-operator otomotif konvensional akan
dihadapkan pada kompetensi atau keterampilan yang berbeda dengan operator pada
masa electric car.
“Jangankan pabrik yang
memproduksi otomotif, bengkel-bengkel yang masih berbasis kepada conventional car juga akan tutup. Misalnya
seperti Wartel, itu adalah contoh di depan mata yang dulu booming kemudian hilang,” jelas Yunus.
Dirinya juga mencontohkan industri
kamera, seperti Kodak dan Fujifilm yang hilang karena kalah dalam menghadapi
perubahan. Dunia saat ini, kata Yunus, telah berubah. Apa yang dulu booming terjadi juga mengalami
perubahan.
Baca Juga: Mengapa Pendekatan Berbasis Kompetensi Penting?
Baca Juga: Mengapa Pendekatan Berbasis Kompetensi Penting?
“Untuk itu kita
membutuhkan yang namanya reorientation,
baik program studi maupun kurikulum pendidikan pada era Revolusi Industri 4.0
maupun distruption era,” tambahnya.
Menurut Yunus, Presiden
Jokowi juga telah mengingatkan untuk perguruan-perguruan tinggi di Indonesia
untuk melakukan perubahan. Perubahan dalam artian untuk meningkatkan daya saing
global. Bahkan kata Yunus, Presiden Jokowi juga mewacanakan akan memasukkan
perguruan tinggi asing jika perguruan tinggi dalam negeri tidak mampu bersaing.
Editor:
Guntur Subing