Persiapan PON Papua, FAJI Lampung Butuh Dukungan Pemerintah
“Dengan
dipertandingkannya cabang olahraga arung jeram di PON Papua tentu kita sambut
dengan baik, karena ini kali pertama FAJI menjadi peserta PON setelah
sebelumnya hanya bersifat Eksebisi di PON Jawa Barat,” ujar Ketua Pengurus
Daerah (Pengda) FAJI Lampung, Agus Toni, didampingi Wakil Sekretaris, Rodi
Ediyansyah, Jum’at (23/3/2018).
Dijelaskannya,
peluang untuk meraih medali emas dari cabang olahraga Arung Jeram ini cukup
besar untuk Lampung.
“Oleh
karena itu kami akan segera mempersiapkan atlet. Seperti pada eksebisi PON Jawa
Barat, tim Arung Jeram Lampung bisa meraih medali perunggu,” ungkap Toni,
sapaan akrabnya.
Ditambahkannya,
olahraga Arung Jeram termasuk termasuk olahraga mahal, sehingga pegiat olahraga
ini relatif sedikit.
Oleh
karena itu dalam proses pembinaan atlet membutuhkan biaya yang cukup besar. Hal
ini yang masih menjadi permasalahan utama pengurus FAJI Lampung.
“Untuk
itu, kami berharap dukungan dari pemerintah, dalam hal ini KONI Provinsi
Lampung dengan memanfaatkan peluang meraih medali emas dari cabang olahraga
Arung Jeram ini di PON XX Papua 2020,” kata Toni.
Sebelumnya,
Ketua Umum FAJI Pusat, Amalia Yunita, mengatakan jika Arung Jeram merupakan
olahraga yang unik dan berpotensi meraih medali, selain memiliki unsur wisata.
Dikatakan,
jika salah satu sungai di Nimbokrang akan menjadi venue bertanding bagi peserta PON 2020.
“Kami
sudah survey lokasi, salah satu sungai di Nimbokrang dan sungainya sudah
memadai untuk dilakukan cabang olaharaga ini,” ujarnya kepada wartawan olahraga
di Jayapura, Rabu (21/3/2018).
Amalia
menjelaskan jika tempat tersebut diyakininya akan menjadi salah satu tempat
wisata setelah selesainya PON XX digelar.
“Di
sungai ini juga kita akan melewati salah satu tempat penangkaran burung
Cenderawasih yang merupakan ikon dari Papua. Ke depan, kami juga meyakini
sungai yang digunakan tersebut sebagai tempat berkemah bagi wisatawan dan
banyak tempat yang bisa digunakan untuk kejuaraan lainnya,” ucapnya.
Selain
itu, cabang olahraga Arung Jeram ini merupakan olahraga petualang, sehingga
tidak terlalu menggunakan fasilitas hotel seperti cabang olahraga lainnya.
“Kita
tinggal di tenda saja sudah cukup yang penting ada makanan, atau masyarakat
juga bisa menyediakan Home Stay agar masyarakat bisa menjadi salah satu
pendapatan bagi mereka,” lanjutnya.
Amalia
juga berharap agar delapan nomor yang dipertandingkan dalam PON XX dapat
ditambahkan. Pasalnya, ini merupakan aspek hiburan bagi masyarakat dan
berdampak pada perekonomian mereka.
Sementara
itu Ketua Harian FAJI Papua, Iriansyah, mengungkapkan jika pemprov sudah
merencanakan agar cabang olahraga (cabor) bisa memberikan potensi prestasi
sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat dari PON 2020.
“Di
sana itu kita akan jadikan salah satu wisata andalan yang mungkin ini akan
menjadikan daya tarik bagi wisatawan lainnya, sedangkan untuk atlet saya rasa
itu tidak akan susah, karena masyarakat disini kebanyakan sebagai pendayung,
sehingga hanya perlu pembinaan atlet yang terukur dan terarah saja,” jelasnya.(rls)