Ridho-Bachtiar Pelopori Distribusi Pupuk Online di Indonesia
KATALAMPUNG.COM -
Lampung menerapkan pembelian pupuk lewat online. Pola ini kali pertama di
Indonesia. Sistem ini mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun
2016.Diharapkan dengan sistem ini tidak ada lagi masalah dalam distribusi pupuk
dan harus sampai ke petani yang tercantum dalam Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok (RDKK).
Dinas
terkait juga telah menggelar bimbingan
teknis bagi penyuluh pertanian dan operator komputer untuk menyusun RDK online.
Ditargetkan penyuluh memahami teknologi informasi yang
akan dipakai dalam penebusan pupuk online. Sebab, terjadi efektivitas penerapan
teknologi dan kebutuhan petani.
Dengan
demikian celah untuk "bermain" di lapangan dapat diperkecil dan tidak
ada ruang gerak bagi penyimpangan distribus pupuk bersubsidi, karena esensi
Pergub itu adalah pengamanan distrubusi agar benar-benar sampai ke petani.
Terobosan
ini diluncurkan 6 Mei 2016. Saat uji coba, terdapat beberapa kendala, tapi
terobosan ini diminati banyak petani. Penyaluran tahap pertama, berdasarkan
billing system, dilakukan di Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan. Petani yang
terdaftar dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) membeli pupu secara
on line melalui Bank Lampung. Pesanan petani terhubung ke PT Pusri dan PT
Petrokimia Gresik, dua distributor pupuk. Pesanan diantar distributor ke
petani.
Jenis
pupuk yang bisa dipesan secara online adalah urea, NPK, SP-36, dan organik.
Hingga Hingga September 2016, penyaluran pupuk online mencapai 626,18 kilogram
urea, 509,16 kilogram NPK, 26,51 kilogram SP-36, dan 13,2 kilogram pupuk organik,
dengan total tebusan Rp 2,5 miliar.
Lampung
termasuk yang terbesar mendapat alokasi pupuk bersubsidi. Hingga Agustus 2016,
penyaluran pupuk bersubsidi di Lampung mencapai 123 ribu ton urea, 32,8 ribu
ton SP-36, 112 ribu ton NPK, 9,6 ribu ton ZA, dan 8,4 ribu ton pupuk organik.
Besarnya alokasi membuat penyaluran pupuk menjadi incaran oknum untuk
diselewengkan ke sektor perkebunan. Sektor pertanian adalah yang kali pertama
dibenahi Muhammad Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri. Kedua pemimpin ini mendesak
semua pihak tidak lagi menyelewengkan pupuk, dan menyebabkan kelangkaan.
Ridho
juga mengapresiasi petani Lampung Selatan atas keberhasilan uji coba penyaluran
pupuk bersubsidi sistem online. "Uji coba secara umum berjalan baik dan
lancar. Kita berharap dengan keberhasilan ini Pemerintah Provinsi dapat
menerapkan sistem penyaluran pupuk online ini kabupaten lain di Provinsi
Lampung," kata Ridho Juni 2017 lalu. (#)