Gubernur Ridho: Teropong Bintang Lampung akan Jadi Terbaik di Asia Tenggara
"Pembangunan OAIL di
Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman, Gunung Betung merupakan salah satu lokomotif
untuk menginternasionalkan Lampung. Saya ingin OAIL Lampung menjadi iconic
Lampung yang bermanfaat, terbaik, dan terbagus di Asia Tenggara. Tidak hanya
bermanfaat bagi masyarakat Lampung, tetapi bermanfaat dari Lampung untuk
masyarakat Asia Tenggara," ujar Gubernur.
Menurut Gubernur,
pembangunan observatorium ini dalam mewujudkan kemandirian teknologi untuk
Lampung maju, sejahtera dan berdaya saing. Apalagi, pembangunan OAIL merupakan pembangunan
observatorium kedua setelah Boscha Bandung. OAIL juga dibangun secara terpadu
dan terbaik di Asia Tenggara.
"Teropong bintang
Boscha Bandung begitu legendaris dan bersejarah, namun teropong bintang
tersebut sudah tua. Untuk itu kita akan membangun OAIL yang terbaik, yang mampu
menggantikan boscha minimal untuk 50 tahun ke depan," jelas Ridho.
Lebih lanjut, Gubernur
Ridho menginginkan pembangunan OAIL dapat tertulis dan tertanam bagi generasi
muda Indonesia. "Saya menginginkan pembangunan OAIL mampu menanamkan ke generasi muda Indonesia
bahwa Observatorium Astronom Lampung adalah yang terbaik dan terbagus di
tingkat Asia Tenggara," tegasnya.
Ia menjelaskan pembangunan
OAIL akan memiliki multiplier effect di berbagai sektor di Provinsi Lampung,
seperti pendidikan, pariwisata, ekonomi kreatif, dan lainnya. Dalam mendukung
pembangunan OAIL Lampung, Pemprov Lampung sedang membangun gedung, dan saat ini
ada 5 gedung yang tengah berjalan, serta membangun akses jalan menuju OAIL
sekitar 12 Km di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman, Gunung Betung. Pemprov
Lampung telah menganggarkan 17 Miliar yntuk membuka badan jalan menuju
OAIL. Selain itu, Pemprov Lampung
menganggarkan Rp20 miliar untum pembangunan jalan dan Rp 22 miliar untuk
pembangunan 3 jembatan.
Sementara itu, Rektor
Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Prof. Ofyar menjelaskan posisi Lampung
sangat baik untuk didirikan suatu observatorium.
"Pembangunan
observatorium astronom akan sangat baik bagi Lampung, dan hal ini sangat didukung oleh Gubernur Lampung
Muhammad Ridho Ficardo," jelas Prof. Ofyar. Ia menjelaskan saat ini terdapat MoU antara
Pemprov Lampung, ITB dan Itera terkait pembangunan OAIL.
Seperti diketahui, OAIL di
Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman, Gunung Betung memiliki 24 teleskop, seperti
teleskop level medium yang dapat digunakan untuk pengamatan dan penelitian.
Diharapkan nantinya akan ada alat premium yang cukup besar. Pembangunan OAIL
juga didukung oleh ITB dan Itera. "Diharapkan ini akan membawa Lampung ke
Level Internasional," ujar Ofyar.
Ofyar juga menjelaskan
pembangunan obsevatorium astronom yang sedang dibangun di Lampung, telah
dilirik oleh para astronom Asia Tenggara. "Pada Oktober 2018 nanti akan
berkumpul seluruh astronom Asia Tenggara. Pertemuan tahunan tersebut diikuti beberapa
negara di asia tenggara dan timur, dan mereka memilih Lampung yang tengah
membangun. Hal tersebut menunjukkan bahwa Lampung memiliki tempat yang sangat
baik dan strategis," ungkapnya. Ia
menjelaskan OAIL akan memiliki beberapa kegiatan seperti wisata edukasi, star
party, astrocamp, cerdas cermat astronomi,
dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan itu,
Kepala UPT OAIL Dr. Hakim Luthfi Malasan, M.Sc., menjelaskan Lampung merupakan
Provinsi yang baik untuk dibangun Observatorium Astronom yang besar dengan
pelayanan profesional astronomer.
"Pembangunan ini akan
bermanfaat baik bagi Provinsi Lampung. Lampung memiliki sumber daya manusia
yang memiliki keinginan dan pengetahuan yang tinggi, salah satunya dibidang
astronomi," jelas Dr. Hakim.
Ia menjelaskan Provinsi
Lampung dipilih karena memiliki posisi yang strategis dan layak untuk membangun
observatorium astronom. Hal ini dikarenakan Lampung memiliki stabilitas
geologis seperti jauh dari gempa, dan Lampung secara meteorologisnya Lampung
memiliki kesamaan dengan boscha.
"Kami optimis
observatorium Lampung tidak hanya dapat dilihat pada malam hari tetapi juga
pada siang hari. Dan hal ini tidak bisa dilakukan di Boscha Bandung,"
jelas Dr. Hakim
Lebih lanjut, Dr. Hakim
menjelaskan teropong bintang Boscha telah mengalami banyak kekurangan. Yang
seharusnya mampu bertahan 100 tahun kedepan, tetapi dalam waktu 90 tahun sudah
mengalami banyak kekurangan.
"Pembangunan
observatorium astronom Lampung akan mampu menyaingi di Boscha. Dan hal ini akan
sangat penting bagi generasi muda Lampung," jelasnya. Dr. Hakim menuturkan
pembangunan observatorium astronom Lampung akan menjadi simbol internasional
astronom. (Humas Prov)