28 Juli 2018 Puncak Gerhana Bulan Total (Blood Moon)
“Gerhana bulan terjadi
saat penampang bulan tertutup oleh bayangan dari Planet Bumi. Posisi Bumi berada
di antara Matahari dan Bulan,” kata Robiatul, Kamis 26 Juli 2018.
Menurutnya, penampakan
warna Bulan yang terlihat saat gerhana sangat bergantung pada lintasan geometri
bulan dan atmosfer Bumi, terkadang warna kuning kecoklatan, orange dan bahkan
merah darah.
“Gerhana Bulan Total selalu
disebut sebagai Blood Moon atau Bulan
Darah,” katanya.
Menjelang Gerhana Bulan
Total, menurut Robiatul, pihaknya melalui Observatorium Astronomi ITERA Lampung
(OAIL) akan membuka edukasi malam publik, dan Astro Camp.
“Mulai sekitar pukul 20.00
WIB, kita akan menyediakan fasilitas 7 teleskop agar masyarakat juga turut serta
dapat mengamati fenomena ini,” ungkapnya.
Sementera itu, dikutip
dari wikipedia, Gerhana Bulan Total terjadi ketika Bulan memasuki umbra
(bayangan gelap) Bumi. Gerhana bermula ketika Bulan perlahan memasuki umbra,
sehingga permukaannya akan sedikit tergigit dan perlahan-lahan gigitannya mulai
membesar.
Baca Juga: Selain Gerhana Bulan Total, Akan Terjadi Juga Oposisi Mars dan Hujan Meteor Delta Aquarid
Baca Juga: Selain Gerhana Bulan Total, Akan Terjadi Juga Oposisi Mars dan Hujan Meteor Delta Aquarid
Selanjutnya, ketika Bulan
benar-benar berada di tengah umbra Bumi, ia akan merona dengan warna merah
kecokelatan. Rona merah kecokelatan pada Bulan tersebut disebabkan oleh
hamburan rayleigh (efek atmosfer yang
serupa dengan efek yang menyebabkan langit memerah saat Matahari terbenam) pada
atmosfer Bumi yang sampai ke bayangan umbranya.(tim/kl)