Presiden Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
PLTB Sidrap I merupakan
pembangkit bertenaga angin skala komersial pertama dan merupakan yang terbesar
di Indonesia. Peresmian ini merupakan wujud komitmen pemerintah mewujudkan
bauran energi primer Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025.
“Bahagia sekali sore hari
ini saya secara langsung melihat pembangkit listrik tenaga bayu di Sidrap ini
baling-nya muter semua. Artinya angin di sini lebih dari cukup. Saya merasa
seperti di Belanda, seperti di Eropa, tapi kita di Sidrap. Dengan peresmian
PLTB pertama di Kabupaten Sidrap ini, komitmen 23% di tahun 2025 akan dapat
terwujud,” ujar Presiden Jokowi yang pada kesempatan tersebut didampingi
Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Sumarno, Menteri Sekretaris
Negara Pratikno, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, Plt Gubernur
Sulawesi Selatan Soni Sumarsono, dan Bupati Sidenreng Rappang Rusdi Masse.
Menurut Presiden Jokowi,
pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan di Indonesia ke depan akan
terus dikembangkan.
“Seperti yang kita lihat
pada sore ini pembangkit listrik tenaga bayu atau angin, tidak hanya di
Kabupaten Sidrap saja tetapi sudah dikerjakan dan selesai 80% di PLTB Kabupaten
Jeneponto. Selain itu juga dikerjakan di Kabupaten Tanah Laut dan akan dimulai segera di PLTB di Jawa Barat
Kabupaten Sukabumi,” ungkap Presiden.
Jokowi optimis target
bauran pembangkit EBT sebesar 23% pada tahun 2025 dapat tercapai, mengingat
Indonesia juga memiliki potensi lain yang cukup besar seperti panas bumi,
energi surya dan air.
“Saya rasa kita memiliki
potensi yang besar dalam hal pengembangan EBT. Untuk panas bumi kita memiliki
potensi sebanyak 29.000 MW dan baru dikerjakan 2.000 (MW), lalu kita memiliki
PLT Surya, PLTA yang saya kira potensinya juga sangat besar. Oleh sebab itu ke
depan, berdasar target yang kita berikan yaitu 23% di tahun 2025 diharap bisa
kita selesaikan,” pungkas Presiden.
Sebelumnya, Menteri ESDM
Ignasius Jonan melaporkan, penyelesaian pembangunan proyek PLTB Sidrap I
dilakukan dalam waktu 2,5 tahun (Agustus 2015 s.d. Maret 2018). Sebanyak 30
kincir angin yang masing-masing menggerakkan turbin berkapasitas 2,5 MW ini
telah beroperasi akhir Maret 2018 lalu. PLTB Sidrap I dapat mengaliri lebih
dari 70.000 pelanggan listrik dengan daya 900 Volt Ampere (VA).
Bersama PLTB Sidrap I,
Presiden Joko Widodo pada kesempatan ini juga meresmikan dua proyek
infrastruktur ketenagalistrikan dan tiga groundbreaking proyek
ketenagalistrikan di wilayah Sulawesi lainnya. Pembangkit yang diresmikan yaitu
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya di Desa Punagaya, Kecamatan
Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan (Kapasitas 2x100 MW)
dan PLTU Independent Power Producer (IPP) Jeneponto Ekspansi di Desa Punagaya,
Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan (Kapasitas
2x135 MW).
Sementara Groundbreaking
ketenagalistrikan meliputi PLTU Sulsel Barru 2 di Desa Lampoko, Kecamatan
Balusu, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan (Kapasitas 100 MW);
Groundbreaking Pembangkit Listrik tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk di Desa
Nonong, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai , Provinsi Sulawesi Tengah
(Kapasitas 40 MW); dan Groundbreaking PLTB Tolo, Jeneponto di Kampung
LengkeLengkese Kecamatan Binamu, Kab. Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan
(Kapasitas 72 MW).
Seluruh proyek-proyek
infrastruktur ketenagalistrikan berkapasitas total 757 MW yang diresmikan dan
memiliki nilai investasi sebesar 1,17 Miliar USD serta menyerap tenaga kerja
sebanyak 4.480 orang selama masa konstruksi hingga tahap operasi.
Hal ini menunjukkan
komitmen Pemerintah untuk terus bekerja guna memenuhi rasio elektrifikasi di
Indonesia. Ketersediaan listrik yang memadai akan menggerakkan roda pembangunan
dan investasi yang selama ini terpusat di bagian barat Indonesia bergeser ke
arah timur. Selain itu, dengan banyaknya investasi dan pembangunan
infrastruktur tentunya dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.(kominfo)