Asrian: Indonesia Berpeluang Menjadi Pasar Produk Halal Terbesar Di Dunia
“Indonesia
tingkat konsumsi makanan halal tertinggi di dunia. Indonesia berpeluang menjadi
pasar produk halal terbesar di dunia sekaligus menjadi produsen dari produk
halal,” kata Asrian di Aula Lampung Walk, Sabtu, 4 Agustus 2018.
Menurut
Asrian, industri keuangan syariah Indonesia secara keseluruhan hanya 8% karena
belum adanya bibit unggul. “Kita masih tertinggal dari Malaysia karena kita
kurang adanya dualisme ekonomi untuk menyelesaikan paradigma keuangan Indonesia,”
kata Asrian.
Ia
menilai kondisi ini, harus dibenahi secara finansial. Bibit unggul akan tumbuh
dengan kondisi yang sesuai. Sebab, lahan belum mendukung instrumen syariah.
Secara
regional, perekonomian Indonesia di dominasi Pulau Jawa 58%, Sumatera 21
persen. Hampir 80 persen perekonomian Indonesia hanya dari Pulau Jawa dan Sumatera.
“Pulau
Jawa dihuni sekitar 59% penduduk Indonesia, Sumatera sekitar 20%. Ada kaitan
erat antara aktivitas ekonomi dengan jumlah penduduk. Dengan kekuatan pada
konsumsi, melalui daya dukung yang tinggi. Ekonomi Indonesia masih dikuasai konsumsi,”
jelas Asrian.
Ia
menambahkan, Sumatera adalah pemasok utama beberapa komoditi pertanian Indonesia
baik perkebunan, holtikultura, peternakan serta perikanan. Ekonomi ini menjadi
fokus utama pengembangan ekonomi regional, mulai dari budidaya, pengolahan dan
distribusi.
Ia
menyimpulkan beberapa hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan ekonomi Sumatera
dan business linkage syariah adalah dengan memetakan potensi secara regional.
Potensi regional yang dapat dikembangkan di regional Sumatera adalah produk halal terutama untuk memenuhi kebutuhan lokal (Sumatera) dan nasional (Jawa-Kalimantan). Potensi lainnya adalah olahan SDA, terutama hasil bumi seperti olahan karet, sawit, kakao, kopi setengah jadi atau jadi.
Potensi regional yang dapat dikembangkan di regional Sumatera adalah produk halal terutama untuk memenuhi kebutuhan lokal (Sumatera) dan nasional (Jawa-Kalimantan). Potensi lainnya adalah olahan SDA, terutama hasil bumi seperti olahan karet, sawit, kakao, kopi setengah jadi atau jadi.
“Strategi
dapat dikembangkan adalah keterpaduan strategi pengembangan produk dan dukungan
pembiayaan. Strategi dilengkapi oleh penciptaan lingkungan bisnis yang kondusif
melalui dukungan infrastruktur dan perizinan sederhana dan murah serta jaminan
keamanan,” ucap Asrian.(tim/kl)