Ekonomi Syariah Menjadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru
Hal itu disampaikan oleh
Rifki Ismal saat menjadi pembicara Seminar Ekonomi Syariah Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Lampung di Aula Lampung Walk, Bandarlampung, Sabtu, 4 Agustus
2018.
“Ekonomi syariah dan
industri halal sudah merupakan isu global. Maka sangat penting strategi
nasional untuk mewujudkan potensi besar yang dimiliki Indonesia,” kata Rifki.
Menurutnya, strategi
tersebut sebagai pengembangan ekosistem dalam halal value chains dalam meningkatkan potensi nasabah perbankan
syariah. Ia menilai BI memiliki peran dalam mengembangkan ekonomi syariah dalam
menjalankan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Bank Indonesia berperan sebagai
AIR (Akselerator, Inisiator dan Regulator). Pendalaman pasar keuangan syariah
dilakukan melalui pengembangan regulasi, instrumen, infrastruktur maupun
kelembagaan. Potensi keuangan syariah Indonesia tidak hanya mencangkup
komersial namun juga keuangan sosial dan integerasi keduanya.
“Ekonomi Indonesia menjadi
pasar syariah yang berarti kehalalan di Indonesia sudah 100%. Negara lain sudah
banyak yang mengklaim kehalalannya seperti Jepang menjadi industri halal, Korea
pariwisata halal, pusat keuangan syariah adalah Inggris, London. Namun faktanya
Indonesia masih menjadi konsumen pada ekonomi syariah,” ungkapnya.
Ia mengharapkan agar Indonesia
bisa menjadi player pada bidang Ekonomi Syariah. Menurutnya, keuangan Indonesia
menduduki peringkat 10 di dunia. Apalagi pengembangan ekonomi dalam Revolusi
Industri 4.0 turut juga berdampak pada perekonomian syariah.
Menurutnya, peluang
keuangan syariah pada Revolusi Industri 4.0 ini dapat dilihat dari perkembangan
pada sektor Fintech seperti berbagai macam E-Commerce. Dengan adanya Fintech dapat
menjadi lebih efisien dan jangkauannya yang luas.(tim/kl)