Survei BI: Penjualan Eceran Juli 2018 Meningkat
![]() |
Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (%). Sumber: Bank Indonesia |
Berdasarkan kelompok
komoditas, meningkatnya penjualan eceran terutama didorong kinerja penjualan
kelompok komoditas Sandang dan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Berdasarkan publikasi Bank
Indonesia, pada Senin (10/9), kelompok Sandang tercatat tumbuh 13,0% (yoy),
lebih tinggi dibanding -11,2% (yoy) pada bulan Juni 2018. Sedangkan kelompk
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor tumbuh sebesar 15,4%(yoy), lebih tinggi dibanding
pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,7%(yoy).
Penjualan eceran
diprakirakan tetap tumbuh stabil pada Agustus 2018. Hal itu tercemin dari IPR
yang diprakirakan tumbuh sebesar 2,8% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan
2,9% (yoy) pada Juli 2018. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penjualan pada kelompok
sandang, perlengkapan rumah tangga lainnya, serta barang budaya dan rekreasi.
Pertumbuhan tertinggi
diperkirakan terjadi pada kelompok komoditas Sandang yang tumbuh 21,6%(yoy),
meningkat dibandingkan bulan Juli 2018. Peningkatan pada bulan Agustus 2018 diperkirakan
juga didukung oleh penjualan kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya dan kelompok
Barang Budaya dan Rekreasi yang masing-masing diperkirakan tumbuh 8,0%(yoy) dan
7,6%(yoy), meningkat dari 5,3%(yoy) dan 5,6%(yoy) pada Juli 2018.
Secara regional, penjualan
eceran tertinggi pada bulan 2018 terutama terjadi di wilayah Surabaya dan
Banjarmasin, masing-masing tumbuh sebesar 55,4%(yoy) dan 4,2%(yoy). Berdasarkan
rincian kelompok komoditas, peningkatan penjualan di wilayah Surabaya dan Banjarmasin
terutama terjadi pada kelompok Barang Budaya dan Rekreasi khususnya subkelompok
alat tulis sejalan dengan periode musim ajaran tahun baru.
![]() |
Pertumbuhan IPR Agustus 2018* Secara Regional (%, yoy). Sumber: Bank Indonesia |
Namun demikian, pada
Agustus 2018 diperkirakan terjadi penurunan penjualan eceran pada sebagian
besar wilayah cakupan survei sejalan dengan perlambatan pertumbuhan IPR
Nasional pada periode laporan.
Penurunan penjualan eceran
tertinggi diperkirakan terjadi di Denpasar (-21,4%;yoy) dan Bandung
(-14,2%;yoy). Responden menyampaikan perlambatan penjualan dipicu oleh
normalisasi permintaan barang dan jasa khususnya pada produk kelompok Makanan,
Minuman dan Tembakau.
Hasil survei
mengindikasikan peningkatan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga
bulan mendatang (Oktober 2018). Indikasi tersebut tercermin dari kenaikan Indeks
Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang menjadi sebesar 140,2
dibandingkan dengan 135,8 pada bulan sebelumnya.(bi/dde)