Universitas Teknokrat Indonesia Gelar Seminar Kebangsaan


KATALAMPUNG.COM - Universitas Teknokrat Indonesia menggelar Seminar Kebangsaan. Seminar yang mengusung tema "Membangun Pemimpin Bangsa Yang Berkarakter Menyongsong Indonesia Emas 2045" ini menghadirkan pembicara Jenderal TNI ( PURN) Agum Gumelar., M.Sc. selaku Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia.


Universitas Teknokrat Indonesia Gelar Seminar Kebangsaan


Dalam sambutannya Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. HM Nasrullah Yusuf, SE, MBA berharap, seminar kebangsaan ini dapat memberikan pencerahan kepada mahasiswa.

“Semoga seminar ini menjadi pencerahan bagi para mahasiswa, generasi-generasi penerus bangsa ini. Seperti kita kembali ke tahun 60-an. Kita bicara apakah nasionalisme, islamisme, sosialisme di dalam ideology,” ujarnya di Auditorium Universitas Teknokrat Indonesia, Jumat, 28 September 2018.

Menurutnya, disatu sisi sering terjadi suatu pembicaraan di kalangan mahasiswa, apakah kita kehilangan ideologi kita? apakah Pancasila ini hanya selogan saja?

"Sudah berjalan berbeda dibandingkan pendiri-pendiri bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai dasar negara ini," ucapnya.

Drs.H. Sjachroedin Z.P., SH selaku Duta Besar Republik Indonesia Untuk Kroasia mengatakan, untuk menciptakan generasi muda kita harus membuka wawasan dan meningkatkan SDM dan jangan seperti katak dalam tempurung. Kita harus bersaing untuk kemajuan negara Indonesia.

"Seperti di Kroasia kalau demo boleh, tapi tertib. Jangan seperti kita menghancurkan dan merusak. Semoga itu menjadi contoh," katanya.

Ia melanjutkan, menjelang pilpres kita harus menjaga kebersamaan, kekompakan dan persatuan. "Jangan sampai kita bersaing di saat menjelang pilpres saja, setelah pilres kompak lagi. Jangan sampai seperti itu dan kita bangun persaingan yang sehat habis itu kita lihat prestasinya," paparnya.

Sementara itu, Jendral TNI (PURN) Agum Gumelar mengajak para mahasiswa/i dan para tamu undangan untuk lebih mengenal sejarah, dan untuk membentuk generasi yang berkarakter tidaklah sulit. Ia mencontohkan filosofi “kita bisa kalau kita mau”.

"Saya rasa kalau ada kemauan pasti bisa, tidak usah terlalu pesimis. Jadi kita harus tanamkan kemauan bangsa ini untuk menyongsong masa depan," ucapnya.

Ia memandang prihatin atas suasana keruh yang terjadi. Namun ia mengingatkan agar keperihatian ini tidak membawa bangsa menjurus sikap pesimis.

"Kita harus optimis bahwa bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar ke depan," tutupnya.(cholik)
Diberdayakan oleh Blogger.