Indonesia Memiliki Potensi Besar Dalam Pengembangan Industri Halal
KATALAMPUNG.COM - Indonesia
memiliki potensi yang besar dalam pengembangan sektor industri halal. Hal ini
tercermin dari persentase penduduk Indonesia yang merupakan 12,7% dari populasi
penduduk Muslim dunia dengan didukung oleh peningkatan kesadaran akan
pentingnya konsumsi sektor industri halal.
Besarnya potensi Indonesia
di sektor industri halal dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Prospek
pengembangan industri halal baik secara global maupun di Indonesia tersebut
mengemuka dalam The Indonesia
International Halal Lifestyle Conference & Business Forum, yang
mengangkat tema “Halal Lifestyle Goes
Global: Trend, Technology & Hospitality Industry”.
Konferensi yang
diselenggarakan selama 2 hari (3-4/10) oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan Indonesia
Halal Lifestyle Center (Inhalec) ini merupakan bagian dari rangkaian
kegiatan menuju Pertemuan Tahunan IMF-World
Bank 2018 dan Indonesia Sharia
Economic Festival 2018.
Dalam pengembangan ekonomi
dan keuangan syariah khususnya sektor industri halal, Bank Indonesia bersama
dengan pemerintah dan institusi terkait berpegang pada prinsip 4 C, yaitu
komitmen yang kuat dari pihak-pihak terkait (Commitment), program yang konkrit sehingga mudah untuk
diimplementasikan (Concrete),
sinergitas antara lembaga dan pihak terkait (Collaborative) serta edukasi yang dilakukan secara intens mengenai
nilai lebih dari gaya hidup halal (Campaign).
Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam sambutannya.
Laju pertumbuhan industri
halal global meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dari 7,5% pada tahun 2015
menjadi lebih dari 8% pada tahun 2016 dan diperkirakan akan terus meningkat
pada tahun 2017 dan seterusnya.
Pasar industri halal di
Indonesia, khususnya sektor makanan halal, travel, fashion, dan obat-obatan
serta kosmetik halal telah mencapai sekitar 11% dari pasar global pada tahun
2016.
Sebagai bagian dari
strategi membangun ekosistem halal value chain, Bank Indonesia telah
melaksanakan program pengembangan ekonomi syariah di sektor pertanian, makanan
dan fashion, pariwisata serta energi terbarukan. Sebagai bagian dari program
pengembangan halal value chain tersebut, Bank Indonesia juga mendorong
pemberdayaan ekonomi bagi 134 pesantren di 31 wilayah yang tersebar di
Indonesia.
Dalam rangka mendukung program
pemberdayaan industri halal, Bank Indonesia juga bekerja sama dengan lembaga
zakat, mengoptimalkan dana sosial syariah seperti zakat, infaq, shadaqah dan
wakaf tunai, sebagai salah satu sumber pembiayaan syariah.
Bank Indonesia memandang
pentingnya mendorong ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian dari bauran
kebijakan. Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah diharapkan dapat menjadi
salah satu upaya dalam memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan global
saat ini dan mendatang.
Ke depan, untuk
meningkatkan peran dan kontribusi ekonomi dan keuangan syariah secara global
dan nasional, diperlukan peran aktif semua pihak, baik pembuat kebijakan,
pelaku ekonomi maupun dunia pendidikan. Sebagai anggota Komite Nasional
Keuangan Islam (KNKS), Bank Indonesia akan senantiasa bekerja erat dengan
kementerian dan otoritas, dan mensinergikan program lintas sektoral untuk
mencapai tujuan menjadikan ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber baru
pertumbuhan ekonomi nasional.(BI)