Jangan Asal Pilih Asupan Gizi Anak, PP Muslimat NU Ingatkan Orangtua Selektif dan Tidak Instan
KATALAMPUNG.COM - Cerdas
memilih pangan dan bijak mengonsumsi susu kental manis sebagai penunjang gizi
anak, menjadi topik utama edukasi gizi yang digelar PP Muslimat NU, Kamis
(29/11) di Gedung SKB Kemendikbud Lampung.
Ketua Yayasan Abhiparaya
Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat mengatakan, ibu di era millenial
cenderung lebih memilih yang instan, praktis, sehingga tidak berpikir kritis.
Salah satunya adalah penggunaan susu kental manis yang dianggap sebagai minuman
bergizi untuk anak.
"Cara menyeduh yang
praktis dan harga yang juga ekonomis menjadi alasan ibu saat memilih produk
ini. Padahal, susu kental manis adalah produk yang hanya boleh digunakan untuk
tambahan bahan makanan dan topping," jelasnya
Menurutnya, PerBPOM No 31
tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan melarang penggunaan susu kental manis
dianggap sebagai minuman tunggal. Terdapat 2 pasal yang mengatur susu kental
manis dalam peraturan tersebut, yaitu pasal 54 butir 1 dan pasal 67 butir w dan
x.
"Pasal 54 memuat
kewajiban produsen mencantumkan tulisan berbunyi, Tidak untuk menggantikan Air
Susu Ibu, Tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan, Tidak dapat digunakan
sebagi satu-satunya sumber gizi," katanya
Sementara pada pasal 67
butir W memuat larangan berupa pernyataan/visualisasi yang menggambarkan bahwa
susu kental dan analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman
susu dan sebagai satu-satunya sumber gizi. Butir X memuat larangan
pernyataan/visualisasi yang semata-mata menampilkan anak dibawah usia 5 (lima)
tahun pada susu kental dan analognya.
Sebelumnya, gerakan bijak
menggunakan susu kental manis juga telah disosialisasikan oleh Koalisi
Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS), komunitas yang peduli pada
kesehatan masyarakat. Kopmas mensosialisasi gerakan bijak menggunakan SKM di
Car Free Day, Monas, Jakarta, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober
2018.
"Gerakan Kopmas ini
akan disosialisasikan ke desa-desa pelosok, mengingat masih banyak ibu-ibu di
pelosok yang belum mengetahui bahwa SKM bukan produk susu," ujarnya.
Hadir dalam acara
ini, Dr. Lusi Darmayanti selaku Kepala
Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lampung, Dra. Syamsuliani, Apt.MM,
Kepala Balai BPOM Lampung, Dra.Hj. Susiyati PP Muslimat NU PW Lampung serta Ketua
Harian Yayasan Abhiparaya Insan Cendikia Indonesia Arif Hidayat.
Reporter: Cholik Dermawan
Editor: Fery