Zakat City Wujudkan Kota Berdaya dengan Keberkahan melalui Dana Zakat
KATALAMPUNG.COM - Kampung
Sinar Laut merupakan bagian dari Kelurahan Kota Karang Raya Kecamatan Teluk Betung
Timur Kota Bandar Lampung. Kampung yang terletak di bibir pantai Teluk Lampung
ini mempunyai beragam kisah perjuangan penduduknya bertahan hidup. Deretan
rumah semi permanen tampak mendominasi sepanjang kampung.
Kampung Sinar Laut dihuni
oleh 123 kepala keluarga dan 35 lansia dengan mayoritas pekerjaan sebagai
nelayan dan buruh serabutan.
Di Kampung ini hasil
tangkapan para nelayan ditampung untuk dilelang atau diolah dalam bentuk
makanan siap santap. Selain diolah dalam bentuk ikan asin, masyarakat juga
sangat kreatif mengolah kerang hijau menjadi pindang santan kerang hijau.
Menurut Ibu Yusnaini hasil
olahanya dikumpulkan oleh pengepul kemudian dijual ke penikmat Kerang Hijau
baik di Kota Bandar Lampung maupun Kabupaten lainya. Tak hanya kerang hijau,
masyarakat juga memproduksi ikan crispy dan abon.
Perempuan berusia 66 tahun
ini terus semangat untuk menghasilkan olahan bernilai berbahan baku ikan teri,
ikan tanjan dan cumi-cumi.
Mak Yus panggilan akrabnya
berharap ada pihak yang memberikan pelatihan mengenai inovasi produksi,
pengemasan dan penjualan. Selama ini penjualan hasil olahanya bergantung pada
pengepul.
Harapan masyarakat Kampung
Sinar Laut sebentar lagi akan terwujud dengan hadirnya Zakat City yang
diinisiasi Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung. Menurut Partnership
Global Zakat - ACT Lampung Cahyo Prabowo mengatakan program Zakat City
difasilitasi Kemenag dan Baznas. Sedangkan beberapa stake holder lembaga amil
zakat dilibatkan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan.
Global Zakat ACT Lampung
dilibatkan dalam program pemberdayaan ekonomi produktif untuk lansia dan
perempuan.
“Kami fokus di Sinar Laut
Kelurahan Kota Karang karena program pembagian nutrisi untuk lansia sudah
berjalan. Kami juga sudah mempunyai relawan setempat yang akan memantau program
pemberdayaan tersebut,” terangnya.
Nantinya masyarakat akan
dibekali pelatihan pengolahan sumber daya alam yang ada.
Pendampingan dijadwalkan
selama 6 bulan untuk memaksimalkan potensi ikan menjadi produk olahan bernilai
ekonomis tinggi seperti empek- empek otak otak, Nugget ikan, bakso ikan, ikan
crispy dan ikan asin.
ACT menggandeng Komunitas
Safe Food Indonesia (SFI) dan beberapa orang relawan. SFI merupakan komunitas
beranggotakan pengusaha UMKM kuliner sehingga akan memberikan pelatihan
berbasis makanan yang sehat, halal dan baik.
“Tak hanya pelatihan
produksi dan pengemasan, masyarakat juga diberikan pelatihan digital marketing.
Harapanya bisa memandirikan penjualan produk hasil olahanya,” ucapnya.
Zakat City dibuka langsung
oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung yang diwakili
Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf Bapak Wasril Purnawan
(31/10) di Masjid Nurul Huda Kelurahan Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Timur.
Dalam sambutanya
menyingung tentang pentingnya peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan ekonomi
keumatan. Ekonomi keumatan dalam konteks
masyarakat muslim bermuara pada dua instrumen yaitu zakat dan wakaf.
Penguatan Instrumen Zakat
sendiri harus dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Penguatan tersebut harus didukung oleh semua unsur
stakeholder yaitu pilar pemerintah, amil dan masyarakat.
Dirinya juga mengapresiasi
Global Zakat ACT Lampung yang sudah berkontribusi dalam program Zakat City,
dimana pengalaman menggerakan masyarakat dalam hal kedermawanan dan kerelawanan
dapat ditularkan kepada seluruh masyarakat Lampung.
“Gerakan Philanthrophy
Global Zakat ACT Lampung sangat bagus ditularkan ke masyarakat, kami
mengapresiasi kontribusi di Program Zakat City,” ucapnya.
Kepala Kantor Kementerian
Agama Kota Bandar Lampung Drs. H. Seraden M.H selaku inisiator Zakat City mengatakan program tersebut pertama kali
dicanangkan di Kota Bandar Lampung.
Awalnya akan dilaksanakan
dalam wilayah kecil seperti Lingkungan atau Kelurahan, namun dengan berbagai
kajian dan pertimbangan kelompok kerja (Pokja) dilaksanakan di Satu Kecamatan
yakni Kecamatan Teluk Betung Timur.
Zakat City diinisiasi
karena kegelisahan untuk tetap berbuat demi kemaslahatan umat. Problem
kemiskinan dan kebodohan belum terselesaikan secara zero. Sehingga Dana Zakat
memungkinkan bisa diberdayakan untuk meminimalisir problem tersebut.
Sebanyak 27 program Zakat
City akan dilaksanakan di 6 (enam) kelurahan Kecamatan Teluk Betung Timur
selama enam bulan kedepan yaitu program pendidikan dan agama seperti metode
membaca doa, program bimbingan khotib dan program bimbingan merawat jenazah.
“Kami ingin masyarakt naik
harkatnya dari Mustahik menjadi muzzaki, Ini dalam rangka membangun kota
berdaya dengan keberkahan” ucapnya.(***)