Dinilai Terlalu Kurus, Masyarakat Lampung Timur Soroti Patung Gajah ini
KATALAMPUNG.COM – Di media
sosial, masyarakat Lampung Timur dibuat heboh dengan beredarnya foto Gajah yang
kurus. Diketahui, patung Gajah kurus tersebut berada di
perbatasan Lampung Timur dan Metro.
Mengetahui beredarnya foto
gajah yang tidak proporsional ini, Team Oprasional Asset Negara Republik
Indonesia (TOPAN RI) dan Jaringan Pemberantasan Korupsi (JPK) menilai patung
yang sudah berdiri itu sangat tidak pantas untuk menjadi simbol Kabupaten
Lampung Timur.
Ketua TOPAN RI yang juga
Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan JPK Lamtim Albasid, menganggap hal
tersebut terkesan sangat lucu. Seperti dibuat main-main. Ia menilai patung
Gajah tersebut seperti tidak pernah melihat rupa Gajah ataupun gambar Gajah.
"Patung Gajah kok
kecil dan kurus, kalaupun kecil tapi setidaknya jangan seperti tidak melihat
gambar Gajah itu rupanya bagaimana, dari karya saja sudah sangat jauh dari kata
sempurna," ujarnya, Sabtu (29/12/2018).
Selain mengkritisi
pembangunan patung Gajah yang tidak proporsional ini, ia juga yang mengkritik
keras dibangunnya patung Badak dan Gajah yang berada di depan Pemkab Lampung
Timur dan perbatasan Metro Lampung Timur.
"ini menjadi aneh dan
di luar nalar sehat kenapa Lampung Timur disimbolkan dengan binatang badak dan
gajah yang sifatnya bandel dan sulit dijinakkan, seharusnya Icon itu di
lambangkan dengan seni budaya serta adat istiadat yang memang melekat pada
Kabupaten Bumi Tuah Bepadan ini," kata Albasid.
Menurutnya, Lampung Timur
mempunyai kekayaan akan seni budayanya dan adat istiadatnya, itu akan lebih
cocok dan pantas menjadi icon Lamtim, khususnya di lingkungan Pemkab Lampung Timur
seperti Mulei Meghanai Aris atau Sigermas dan Kopiah Mas yang melambangkan
gabungan 9 Marga.
Albasid mengatakan, Topan
RI dalam waktu dekat ini akan menggelar orasi di Pemkab Lamtim terkait icon
tersebut.
"Ya dalam waktu dekat
ini Topan Ri akan menggelar Orasi kepada Pemkab Lamtim terkait pembangunan yang
menjadi icon Kabupaten Lampung Timur tersebut," tutupnya.
Reporter:
Jhoni
Editor:
Guntur Subing