Mengunjungi Air Terjun Tirai di Datar Lebuay
KATALAMPUNG.COM -
Kecamatan Air Naningan yang berada di Kabupaten Tanggamus menyimpan banyak
destinasi air terjun yang memikat hati. Salah satu yang saya dan keempat teman
kunjungi yakni Air Terjun Tirai yang berada di Datar Lebuay, Air Naningan. Letak
air terjun ini berada di Register Hutan KPHL Batu Tegi.
Kami berlima berangkat
dari Talang Padang menuju rumah teman saya, Wawan, yang merupakan salah satu
Pokdarwis di Lebuay. Wawan seringkali mengantar pengunjung untuk menikmati air
terjun yang berada di Lebuay. Yakni Air Terjun Jarum, Tirai, Queen, dan
Kukusan.
Oh iya, sebelumnya, saya
pernah datang ke Lebuay untuk naik ke Bukit Kabut Banjaran. Jadi sedikit
terbiasa dengan track yang luar biasa ini. Kali ini saya datang karena sudah
janji dengan ibu/emaknya yang kebetulan sedang panen durian.
Kami berangkat dari Talang
Padang pukul 14.00 WIB dengan mengendarai dua motor. Saya berboncengan bertiga
dengan Windi dan Arya, kemudian Beni berboncengan dengan Silmi.
Beruntung, kemarin hari
sangat cerah. Jika tidak kendaraan kami tentunya tidak akan sampai Lebuay.
Karena untuk sampai ke Lebuay, kondisi jalan masih cukup parah. Meksipun sudah
di onderlagh, tapi jika pengendara tak cukup lihai pasti akan terpelanting.
Saya tidak bisa membayangkan jika kemarin hujan. Sudah cukup pengalaman ketika
ke Bukit Kabut Banjaran, sepanjang jalan hujan dan jalanan sangat-sangat becek
dan ekstrim.
Sesampainya di rumah emak,
kami dibuatkan kopi bikinan emak. Dan kemudian disuguhkan durian yang sangat
enak, karena sudah lama saya tidak makan durian. Menurut saya durian yang
memang langsung jatuh dari pohonnya adalah durian yang enak buat dimakan.
Durian yang dibawa Wawan
adalah durian yang diambil langsung dari kebunnya. Alhamdulilah 5 durian
langsung kami gasak malam itu. Dagingnya tebal, dan rasanya enaaaak...
Keesokan harinya,
pagi-pagi saya dan teman-teman sudah bangun untuk menikmati dinginnya suasana
di sini. Sambil menikmati kopi.
Setelah mandi dan
bersiap-siap kami mulai berangkat menuju Air Terjun Tirai. Saya berboncengan
dengan Arya, Windi berboncengan dengan Wawan dan Beni berboncengan dengan
Silmi.
Namanya daerah kawasan,
tentunya kondisi jalannya luar biasa bikin cemas karena takut terpelanting.
Lagi-lagi saya harus bolak-balik turun dari motor karena turunan yang lumayan
ngeri-ngeri sedap. Dan juga banyak kubangan becek yang sewaktu-waktu bisa
membuat kami jatuh dari motor kalau tidak lihai membawanya.
Setelah hampir 25 menit
perjalanan dengan motor kami sampai di parkiran motor. Setelah itu berjalan
kaki/tracking ke air terjun sekitar
10 menit melewati Kebun Kopi. Kondisi jalan menuju arter dari parkiran motor
tidaklah terlalu jauh dan menguras tenaga, karena ada pegangan tangan, dan juga
bebatuan yang bisa menahan tapak kaki agar tidak terpeleset.
Sehingga sampai akhirnya
di Air Terjun Tiara yang menurut saya agak lumayan menyejukkan mata setelah
shock dibonceng melalui jalanan yang mengerikan itu.
Menurut cerita masyarakat
setempat, arter ini dijuluki Air terjun Tirai karena bentuk airnya yang seperti
tirai/ gorden. Dan memang benar, ada dua air terjun yang letaknya agak
bersebelahan, kalau dilihat mirip tirai yang sedang disibak.
Tinggi kedua arter ini
kurang lebih 34 meter.
Sementara, fasilitas yang
ada di sini hanya gubuk-gubukan dan juga rumah pohon. Dan karena di sini
jeram nya agak lumayan, pengunjung yang datang bisa berarung jeram menggunakan
ban yang sudah disediakan pengelola. Tapi kudu safety yaa, harus pakai jaket pelampung dan juga helm.
Karena saya tidak pandai
berenang, tadinya enggan untuk ikutan mainan ban jeram. Tapi karena iri melihat
teman-teman bermain air dan menghanyutkan diri di aliran sungai yang ada di
depan arter menggunakan ban air, saya pun ikutan turun dan mencoba sekali
meluncur dengan ban.
Oh iya, aliran Air Terjun
Tirai ini sangat deras yaa, jadi sangat tidak disarankan jika tidak bisa
berenang jangan terlalu mendekat ke arter. Menurut Persis di
belakang/dibalik aliran air terjun ada
goa yang menurut mitos masyarakat setempat ada ular putih penjaga goa. Padahal
saya sempat dibawa berenang oleh Wawan mendekati goa, beruntungnya saya
mendengar ceritanya seusai pulang dari arter. Wkkwwk.
Menurut Wawan, sebentar
lagi faisilitas di Air Terjun Tirai ini akan ditambah dengan faisilitas MCK dan
juga tempat ganti baju. Pengunjung yang datang hanya membayar parkir lima ribu
rupiah per orang.
Sebenarnya masih ada
beberapa air terjun yang masih sangat jarang dikunjungi, yaitu Air Terjun Sembilan Panggung/ Tingkat yang
berada di pedalaman hutan KPHL Batu
Tegi. Berjarak 1,5 jam dari pusat Desa Datar Lebuay. Namun karena akses terlalu
jauh, dan medan yang pasti luar biasa ekstrim, dan juga karena lokasinya berada
di kedalaman hutan liar, Arter Sembilan Panggung ini masih jarang dikunjungi
orang.
Penulis: Boenga
Mandalawangi (Wartawan KATALAMPUNG.COM)