Menyeimbangkan Waktu antara Kerja dan Anak bagi Single Parent

KATALAMPUNG.COM - Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang dipersatukan oleh perkawinan, darah, atau adopsi, yaitu suatu tatanan dalam keluarga, saling berinteraksi dan berkomunikasi, menampilkan peran-peran sosial.

Menyeimbangkan Waktu antara Kerja dan Anak bagi Single Parent


Melalui orang tua, anak memperoleh pendidikan nilai dan norma sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat dan keluarganya sendiri.

Baca Juga: Peran Keluarga dalam Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus

Keluarga dengan orang tua tunggal dapat timbul karena berbagai faktor seperti perceraian antara orang tua, kematian antara orang tua yang nantinya akan mengharuskan salah satu orang tua menjadi ayah atau ibu sebagai orang tua tunggal (single parent). 

Menjadi orang tua tunggal memang tidak mudah karena harus menjalankan dua peran sekaligus, yakni peran dalam kehidupan keluarga dan peran dalam kehidupan sosial. 

Keluarga Single Parent

Jumlah kepala keluarga perempuan terus meningkat dari tahun ke tahun. Kenaikan terutama di daerah konflik dan bencana. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, tercatat ada 10,3 juta rumah tangga dengan 15,7 persen perempuan sebagai kepala keluarga. 

Adapun faktor penyebab perempuan menjadi kepala keluarga, salah satunya karena bercerai dengan suaminya. Kemudian suami tidak menjadi pencari nafkah utama karena difabel atau kehilangan pekerjaan, suami pergi dalam waktu lama tanpa memberi nafkah serta karena belum menikah tetapi punya tanggungan keluarga. Adapun perempuan yang suaminya tak menjalankan fungsi sebagai kepala keluarga karena poligami, pengangguran atau sakit. 

Pada fenomena wanita single parent, peran ganda tersebut lebih berat jika yang mengalaminya adalah seorang wanita. Dia harus bisa menyesuaikan diri dalam menjalankan peran ganda tersebut, yaitu peran ibu sebagai ibu rumah tangga dan peran ayah sebagai pencari nafkah utama. Sebagai single parent, wanita harus mampu mengkombinasikan dengan baik antara peran domestik dan publik.

Peran dan Fungsi Keluarga

Umumnya di dalam keluarga normal peran domestik dijalankan oleh ibu dan peran publik yaitu mencari nafkah dijalankan oleh ayah. Namun, pada keluarga single parent mother peran domestik dan peran publik dijalankan hanya oleh ibu. 

Ekonomi termasuk ke dalam kebutuhan dasar keluarga, sehingga wanita single parent diharuskan memiliki pekerjaan demi masa depan anak-anaknya. Terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga single parent tergantung kepada pekerjaan wanita single parent tersebut. Kebanyakan mereka memilih untuk bekerja disekitar rumah agar mereka dapat menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu sekaligus mencari nafkah. 

Perpisahan yang terjadi pada orangtua menyebabkan ayah dan ibu harus pisah rumah, sehingga kasih sayang yang di dapat anak berkurang. Ditambah jika ibu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,  maka kasih sayang yang di dapat anak menjadi sangat berkurang. 

Pada kasus keluarga single parent dengan anak umur balita, seorang ibu harus mampu menyeimbangkan waktu antara bekerja dan mengurus anak. Hal ini harus dilakukan agar anak tidak kekurangan kasih sayang meskipun jauh dari sang ayah. Pemenuhan kasih sayang yang cukup mampu menghindari anak untuk berperilaku menyimpang ketika di luar rumah. 

Salah satu bentuk kasih sayang yang dapat dilakukan oleh ibu single parent adalah dengan menjalankan fungsi rekreatif. Fungsi rekreatif adalah fungsi yang bertujuan untuk meningkatkan rasa bahagia anak ketika berada di lingkungan keluarganya sendiri. Walaupun seorang ibu disibukkan dengan bekerja, seharusnya ibu single parent mampu melaksanakan fungsi rekreatif ini demi menjaga perkembangan psikologis anak. 

Baca Juga: Manajamen Keuangan Keluarga Single Income di era Pandemi Covid-19

Selain dapat meningkatkan rasa bahagia anak, fungsi rekreatif juga dapat mempererat ikatan batin antara orangtua dengan anak. Salah satu contoh fungsi rekreatif adalah meluangkan waktu  satu hari khusus untuk bermain bersama anak tanpa dicampuri dengan urusan bekerja. 

Pentingnya Pendidikan Anak

Salah satu tugas orangtua terhadap anak adalah menjamin pendidikan anak-anaknya agar anak tersebut menjadi seseorang yang berilmu, memiliki wawasan luas, dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Pendidikan tidak hanya dapat ditempuh melalui jalur formal, namun juga dapat ditempuh melalui jalur informal seperti pelatihan bakat, pendidikan karakter, pengalaman dalam bermasyarakat, ataupun melalui keluarga. 

Menurut UU No. 2 tahun 1989 Bab IV Pasal 10 ayat 4, “Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan 25 keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan”. Pendidikan menjadi tali yang menghubungkan anak dengan masa depannya. 

Pentingnya Komunikasi dengan Anak

Komunikasi merupakan hal yang utama dalam mengelola sumberdaya di dalam keluarga. Keberhasilan wanita single parent dalam membangun komunikasi yang baik di antara anggota keluarga menghasilkan hubungan yang positif satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, anak akan terus tumbuh sehingga anak akan memahami status ibunya sebagai single parent. Sehingga, sedikit demi sedikit ibu harus mengkomunikasikan tentang kondisi keluarganya kepada anak agar hubungan ibu dan anak tetap harmonis.

Keluarga yang mengalami perceraian akan memaksa salah satu orangtua untuk memainkan peran ganda di dalam keluarga baik ibu yang sekaligus berperan sebagai ayah maupun ayah yang sekaligus berperan sebagai ibu agar fungsi keluarga dapat berjalan dengan baik. Seorang ibu tunggal harus mampu membagi waktu antara kewajiban mencari nafkah dengan kewajiban membimbing. 

Maka dari itu sangat penting untuk membangun komunikasi yang baik dengan anak untuk mendukung pertumbuhan anak, selain itu membangun komunikasi merupakan salah satu fungsi sosialisasi, dimana fungsi ini bertujuan untuk mendidik anak sejak dini hingga anak terbentuk menjadi pribadi yang baik. 

Penulis: Imanuel Andrian, Isti Ayu Fadillah, Marisa Rizky Rahmawati

Dosen Pengampu: Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc, Dr. Irni Rahmayani Johan

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University

Diberdayakan oleh Blogger.