Pengaruh Transformasi Digital Terhadap Bidang Kehidupan Keluarga di Era Pandemi Covid-19
Manajemen sumber daya keluarga didefinisikan sebagai penggunaan sumber daya keluarga dalam proses mencapai suatu tujuan yang dianggap penting oleh keluarga karena memiliki nilai tersendiri. Terjadinya pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan menuju ketidakpastian sehingga setiap anggota keluarga harus bekerja sama untuk bertahan dan beradaptasi dari berbagai kondisi serta tekanan yang dihadapi.
Perubahan yang terjadi menjadi tantangan bagi keluarga agar tujuan yang disepakati
tidak terganggu. Selain itu, setiap individu juga sangat bergantung pada
kehadiran dan perkembangan teknologi digital. Perkembangan teknologi ini harus
selalu dipantau karena semakin hari semakin dapat dirasakan dampaknya dalam
kehidupan, terutama pada bidang pendidikan, komunikasi, dan e-commerce.
Perkembangan teknologi
terbarukan menuntut setiap individu untuk beradaptasi terhadap berbagai sistem
kehidupan baru khususnya di bidang komunikasi, pendidikan, dan e-commerce.
Proses adaptasi menuju keterbaruan ini cenderung disebut dengan pola hidup “New
Normal”. Bidang komunikasi dalam keluarga menjadi indikator utama terhadap
keberhasilan proses new normal ini. Kondisi saat ini menjadikan komunikasi yang
dibagun antar sesama anggota keluarga menjadi lebih baik. Selain itu,
perkembangan teknologi membantu tiap-tiap keluarga terhubung satu sama lain
dengan tidak lagi mempermasalahkan jarak sehingga tetap dapat mempererat tali
silaturahmi di tengah pandemi.
Perkembangan teknologi juga
menjadi solusi terhadap bidang pendidikan dan ekonomi. Dalam bidang pendidikan,
pembelajaran menggunakan platform daring banyak dilakukan.
Menurut Astini (2020),
kondisi ini membutuhkan penyesuaian bagi siswa untuk mengubah cara belajar
mereka karena menyangkut budaya akademik yang sudah tertanam seperti nilai,
sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta kesiapan sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan literasi informasi di kalangan pelajar. Akan tetapi, dalam
implementasinya, hal ini menimbulkan banyak keluhan khususnya terhadap tugas
siswa dan akses internet yang tidak mendukung. Sementara pada bidang
e-commerce, kasus penularan virus Covid-19 bisa dikendalikan karena kontak
langsung antar individu berkurang.
Menurut Rafiah (2019), e-commerce
memuat variasi produk yang beragam, perbandingan harga yang jelas, mudah dan
cepat diakses. Akan tetapi, kepuasan ini cenderung menurun jika produk yang
diterima buyer tidak sesuai dengan gambar yang disediakan. Oleh karena itu,
buyer harus lebih selektif dan menerapkan literasi dalam membeli barang secara
online.
Berdasarkan hasil survei
dari 30 responden ibu rumah tangga menunjukkan adanya dampak transformasi
digital pada ketiga bidang tersebut. Di dalam keluarga cenderung baik yang
ditunjukkan dengan 19 selalu berkomunikasi, 8 orang sering berkomunikasi dan 3
orang kadang-kadang berkomunikasi.
Dalam bidang pendidikan,
pembelajaran daring dinilai kurang efektif dibandingkan study from school,
dikarenakan sistem pembelajaran daring menimbulkan kendala-kendala seperti anak
kurang memahami materi, anak mengeluh banyak tugas, anak terlalu sibuk dengan
gawai, serta orangtua kurang mengerti sistem dan teknologi yang digunakan. Akan
tetapi, responden juga merasakan adanya pengaruh baik yaitu memiliki lebih
banyak waktu untuk family time, pengeluaran menurun, antar keluarga
lebih terbuka dan aware, dan anak lebih terkontrol.
Selain itu, 86,7% responden
juga beradaptasi dengan sistem pembelanjaan melalui e-commerce selama pandemi
Covid-19. Responden cenderung membeli produk berupa makanan, minuman, dan bahan
memasak mentah. Produk lainnya diantaranya 23,3% produk obat dan kecantikan;
20% peralatan rumah tangga; dan 16,7% memilih produk fashion (baju, sepatu,
tas).
Pada masa pandemi ini, peran
keluarga sangat penting dalam menjaga nilai-nilai pada anak, seperti nilai
sosial, nilai agama, nilai moral, dan lainnya.
Berdasarkan hasil survei,
pada bidang pendidikan mengenai kebijakan Study from Home (SFH)
tantangan yang paling dirasakan oleh pelajar selama masa pandemi adalah
kurangnya pemahaman materi pembelajaran. Walaupun, era digital seperti sekarang
ini telah menawarkan berbagai kemudahan dalam pembelajaran, nyatanya
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih kurang efektif bagi anak-anak dalam
memahami materi pembelajaran.
Menurut Pantan dan Benyamin
(2020), pembelajaran formal yang sebelumnya dilakukan secara konvensional di
sekolah berubah menjadi pembelajaran di rumah membuat beban tanggung jawab
orang tua menjadi bertambah. Orang tua perlu memfasilitasi anak dalam melakukan
pembelajaran daring dan harus mampu mengimbangi kemampuan anak dalam
mengoperasikan perangkat serta mengakses konten yang sesuai untuk pembelajaran
online.
Pola komunikasi juga
mengalami perubahan, berdasarkan survei intensitas komunikasi keluarga dirumah
selama pandemi menjadi lebih optimal dibandingkan sebelumnya. Penggunaan gadget
juga berpengaruh besar terhadap interaksi dalam keluarga. Hal ini menyebabkan
perlunya manajemen waktu yang baik untuk menjaga komunikasi dan interaksi
keluarga demi terciptanya rasa saling memahami antar anggota keluarga terlebih
di masa pandemi Covid-19.
Aspek kehidupan lainnya yang
juga memerlukan peran manajemen keluarga yaitu aspek ekonomi, dengan adanya
e-commerce sangat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berbelanja
kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder tanpa perlu keluar rumah, hal
tersebut sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan ketika pemerintah membatasi
aktivitas di luar rumah. Namun, dengan adanya e-commerce muncul tantangan baru
bagi keluarga, misalnya beberapa keluarga masih kurang familiar dengan sistem
pembayarannya yang menggunakan e-money, terkendala pada perangkat dan jaringan
yang kurang mendukung, dan munculnya pola hidup konsumtif. Pada kondisi inilah
manajemen keluarga sangat diperlukan.
Menurut Rohaniah dan
Rahmaini (2021) proses manajemen keuangan keluarga dapat dimulai dari
tahap planning, yaitu tahap
membuat perencanaan keuangan yang akan dilakukan, selanjutnya dapat diteruskan
dengan melakukan tahap budgeting, yaitu membuat perkiraan pemasukan dan
pengeluaran keuangan di dalam keluarga, kemudian tahap controlling,
yakni melakukan pengontrolan keuangan dan secara berkala melakukan evaluasi
terhadap pemasukan serta pengeluaran keuangan, dan yang terakhir adalah tahap
reporting, yaitu semua keuangan dalam keluarga dilakukan secara transparan dan
diketahui oleh seluruh anggota keluarga. Hal ini karena manajemen keuangan yang
baik tentu berdampak pada kesejahteraan keluarga (Nurzannah 2019).
Selama ketidakpastian yang
ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 masih terus berlanjut, keluarga akan terus
menghadapi transformasi digital di bidang pendidikan, komunikasi, dan
e-commerce. Survei menunjukkan bahwa kondisi komunikasi antar anggota keluarga
sudah terjalin dengan baik, namun terjadi beberapa kendala yang masih dapat
ditangani. Selain itu, sistem pendidikan yang berubah menjadi study from home
cukup dapat diikuti oleh anak-anak, meskipun dinilai masih kurang efektif
terhadap pemahaman materi. Oleh karena itu, sebagian besar responden memilih
sistem study from school atau pembelajaran tatap muka (PTM) sebagai
sistem yang lebih efektif bagi kelanjutan studi anak-anak mereka. Sementara,
penggunaan e-commerce sebagai sistem pembelanjaan selama pandemi sudah mulai
beradaptasi dengan kehidupan keluarga karena kemudahan yang ditawarkan oleh
fitur-fitur yang dimiliki e-commerce saat ini.
Penulis: Desty Ramayani,
Fannysa Aulia Asy'ariyandika, Masita Qudsia Azza Azra, Nabiila Salsabila, Ni
Gusti Ayu Made Dewi Suantari
Dosen Pengampu: Dr. Irni
Rahmayani Johan, SP, MM dan Dr. Megawati Simanjuntak, S.P., M.Si
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB