Film “Sampai Jumpa, Selamat Tinggal” Luncurkan Trailer dan Poster Resmi: Ketika Perpisahan Tak Pernah Sederhana

KATALAMPUNG.COM — “Dia pergi, begitu saja. Tanpa bilang selamat tinggal, sampai jumpa.” Kalimat menyentuh yang dinarasikan oleh Putri Marino ini membuka trailer resmi film drama romantis Sampai Jumpa, Selamat Tinggal, karya sutradara dan penulis Adriyanto Dewo. Diproduksi oleh Adhya Pictures bersama Relate Films, film ini resmi merilis poster dan trailer perdananya pada 9 Mei 2024, dan dijadwalkan tayang di bioskop mulai 5 Juni 2025.

Film “Sampai Jumpa, Selamat Tinggal” Luncurkan Trailer dan Poster Resmi: Ketika Perpisahan Tak Pernah Sederhana


Trailer berdurasi 1 menit 54 detik ini menampilkan kisah Wyn (diperankan oleh Putri Marino), yang mengalami ghosting dari kekasihnya, Dani (Jourdy Pranata), setelah pria itu tiba-tiba menghilang ke Korea Selatan. Tak ingin terus bertanya-tanya, Wyn memutuskan untuk menyusul Dani dan mencari kejelasan. Di tengah pencariannya, ia bertemu Rey (Jerome Kurnia), seorang pekerja asal Indonesia yang kemudian membantunya. Pertemuan itu membawa Wyn pada perjalanan emosional yang tak terduga, di mana hubungan mereka pun perlahan mulai berkembang.

Film ini terinspirasi dari konsep Jouhatsu, istilah dari Jepang yang menggambarkan orang-orang yang sengaja menghilang dari kehidupannya tanpa jejak. Melalui karakter Dani, Adriyanto Dewo menggambarkan bagaimana seseorang bisa memilih untuk menghilang demi melepaskan diri dari tekanan hidup, luka masa lalu, atau keinginan untuk memulai dari awal.

“Tokoh-tokoh dalam film ini tidak hanya pergi tanpa jejak. Mereka benar-benar melepaskan hidup lama mereka—kenangan, identitas, dan masa lalu—demi bisa bertahan. Terkadang, satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan meninggalkan segalanya,” ungkap Adriyanto Dewo.

Ia menambahkan bahwa film ini tidak hanya menyoroti fenomena menghilang, tetapi juga menggali perasaan sunyi dan keterasingan yang dialami para karakter.

“Kesepian dalam cerita ini saya tampilkan bukan hanya lewat dialog, tapi juga secara visual. Saya memakai lensa wide untuk menciptakan kesan ruang yang kosong dan jarak yang terasa antara karakter dan penonton, agar penonton bisa ikut tenggelam dalam sunyinya dunia mereka,” jelasnya.

Produser dari Relate Films, Perlita Desiani, turut berbagi pengalamannya saat proses syuting di Korea Selatan. “Ini pertama kalinya kami melakukan syuting di Korea, dan pengalaman itu sangat berkesan. Kami hanya membawa tim kecil, sekitar 25 orang, tapi kru lokal Korea sangat kooperatif dan membantu semua kebutuhan produksi. Berkat kerja sama yang baik, proses kreatif kami berjalan lancar dan fokus,” ujarnya.

Sementara itu, Shierly Kosasih dari Adhya Pictures mengungkapkan bahwa film ini menampilkan sisi Korea Selatan yang berbeda dari biasanya.

“Kami ingin menunjukkan Korea dari sisi yang lebih sunyi dan sederhana, bukan yang gemerlap seperti di drama-drama populer. Nuansa ini sangat pas untuk menggambarkan konflik batin dan pencarian diri para karakter. Semoga penonton bisa ikut larut dalam emosi yang mereka alami,” tutup Shierly.(***)


Diberdayakan oleh Blogger.