Kementerian Perindustrian Dorong Pajak e-Commerce
Gambar: ilustrasi |
Hal itu disampaikan oleh
Airlangga saat menjadi pembicara Seminar Nasional “Quo Vadis Ekonomi Digital Indonesia” di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu,
21 Februari 2018.
Baca Juga: Indonesia Pasar Startup Terbesar di ASEAN
Baca Juga: Indonesia Pasar Startup Terbesar di ASEAN
“Kami usul yang lebih
rendah. Mungkin pemerintah akan settle
di 0,5% untuk PPh,” ujar Airlangga Hartarto sebagaimana dilansir dari siaran
pers Kementerian Perindustrian, Kamis, 22 Februari 2018.
Pengenaan pajak yang
rendah tersebut, menurut Airlangga, dikarenakan rata-rata penjualan e-commerce hanya sekitar Rp40 juta per
tahun yang masuk dalam skala pendapatan IKM. Disamping itu, keuntungan per user juga rendah dengan jumlah USD228
juta.
Namun, Airlangga tidak
menampik, perbedaan antara perdagangan online
dan offline yang masih dikaji di
Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dengan tarif pajak yang rendah ini, dirinya
berharap akan semakin banyak produk IKM nasional yang bergabung dengan toko online, mengingat produk impor yang
beredar di pasar online saat ini masih mendominasi ditimbang produk lokal.
“Kami ingin barang yang
dijual itu produksi dalam negeri, bukan impor. Ini juga bertujuan meningkatkan
daya saing Indonesia,” tambahnya.
Dengan populasi dan produk
domestik bruto (PDB) terbesar di Asia Tenggara, Indonesia merupakan pasar
potensial bagi sektor ekonomi digital. Bahkan, pemerintah menargetkan Indonesia
sebagai pusat ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun 2020.
Berdasarkan data Kepios
(September 2017), jumlah populasi di Indonesia mencapai 264 juta jiwa, dan
merupakan jumlah populasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dari jumlah
tersebut, 55 persen merupakan kaum urban yang tinggal di daerah perkotaan yang
notabene sudah sangat melek terhadap perangkat-perangkat digital (digital devices).
Adapun penetrasi pengguna
internet di Indonesia mencapai 133 juta jiwa atau sekitar 50 persen dari total
populasi. Sementara pengguna aktif media sosial mencapai 115 juta jiwa atau
sekitar 44 persen dari total populasi.
Baca Juga: Nilai Perdagangan E-Commerce Indonesia Masih Rendah
Baca Juga: Nilai Perdagangan E-Commerce Indonesia Masih Rendah
Kemudian untuk penggunaan smartphone sudah mencapai 371 juta atau
141 persen dari total populasi. Sedangkan, pengguna media sosial aktif dengan
menggunakan ponsel mencapai 106 juta atau 40 persen dari pengguna smartphone terdaftar.Dengan keadaan
tersebut, Indonesia berpeluang menjadi negara ketiga terbesar di dunia setelah
China dan Amerika Serikat yang memiliki pendapatan dari bisnis online.
“Dengan iklim seperti itu,
perusahaan retail online akan terus
bermunculan dan sedikit demi sedikit akan bertransformasi menjadi salah satu
sektor penggerak ekonomi nasional,” kata Airlangga.(kmi/dde)