Gawat.. Kasus Gizi Buruk Lampung Timur Nomor Dua Setelah Lampung Tengah
"Dari
data Litbangkes RI, jumlah kasus gizi buruk tahun 2016-2017 di Lampung Timur,
naik menjadi 14 kasus," kata Siswantoro.
Baca Juga: Faktor Kemiskinan dan Kesehatan Picu Warga Lampung Tengah dan Lampung Timur Semakin Kurang Bahagia
Baca Juga: Faktor Kemiskinan dan Kesehatan Picu Warga Lampung Tengah dan Lampung Timur Semakin Kurang Bahagia
Dalam
paparannya, Siswantoro, juga mengungkapkan, kondisi gizi buruk menggambarkan
wilayah tersebut mengalami gangguan gizi akut yang bisa disebabkan karena
kurangnya asupan, pola asuh, dan adanya penyakit infeksi.
Hal-hal
diatas disebut faktor spesifik, selain itu ada faktor sensitif yang menyebabkan
gizi buruk tersebut. Mulai dari akses terhadap air bersih, penggunaan jamban
sehat, dan lain sebagainya.
Sementara
itu, Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr Anung
Sugihartono, dalam kegiatan yang sama, juga mengungkapkan, dalam penemuan kasus
Tuberculosis (TBC) yang merupakan penyakit menular dan umum, serta dalam banyak
kasus bersifat mematikan. Kabupaten Lampung Timur, menempati urutan ke-4
terendah di Provinsi Lampung.
Seyogyanya,
Bupati Lampung Timur, Nunik, telah menggalakan, Jumat Sehat. Tujuannya, setiap
petugas kesehatan di puskesmas turun ke desa memeriksa warga secara rutin lewat
pertemuan-pertemuan posyandu rutin sebulan sekali.
Namun,
seharusnya kegiatan pemantauan tumbuh kembang, Jumat Sehat dan Puskesmas
Keliling dapat mendeteksi hal-hal ini dan menurunkan kasus gizi buruk di
wilayahnya.
Padahal
trobosan Jumat Sehat dan Puskesmas Keliling tersebut sudah bagus ditambah lagi
adanya program posyandu namun kurang dimanfaatkan secara maksimal. Dan yang
harus diketahui, TBC merupakan masalah yang merupakan komitmen bersama dan
harus diselesaikan.
"Pelayanan
kesehatan harus sampai pedesaan seluruh Lampung, dengan mendorong petugas
puskesmas masuk desa dan mengaktifkan kembali posyandu."
Sepenggal
kalimat di atas adalah salah satu dari sekian banyak janji Bupati Lampung Timur
(non aktif) Chusnunia Chalim, yang juga calon wakil Gubernur Lampung berpasangan
dengan Arinal Djunaidi.
Jika
berbicara mengenai kesehatan, Nunik sapaan akrabnya, seperti memahami apa yang
menjadi kebutuhan masyarakat Lampung khususnya di Lampung Timur, dalam bidang
kesehatan.
Namun,
bupati yang menjabat sejak 17 Februari 2016 silam, seolah hanya melihat sampul
depan buku tanpa memahami isi didalamnya.(RFz/dde)