DAMAR Ajak Remaja dan Jurnalis Rayakan Hari Kesehatan Seksual
![]() |
Ilustrasi |
Melalui keterangan
tertulisnya, Sabtu (22/9), Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR telah secara khusus
memperjuangkan masalah Kesehatan Seksual melalui Program HKSR Perempuan dan
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender, yang diawali dengan Penelitian KTD di
tahun 2014.
Baca Juga: Rayakan Hari Kesehatan Seksual, DAMAR Sosialisasikan Pentingnya Menjaga Tubuh
Baca Juga: Rayakan Hari Kesehatan Seksual, DAMAR Sosialisasikan Pentingnya Menjaga Tubuh
Beberapa temuan dari penelitian kualitatif tersebut antara lain
menunjukkan kurangnya atau bahkan minimnya pemahaman dan kesadaran mengenai
seksualitas, serta otonomi perempuan terhadap tubuhnya.
“Berdasarkan pengalaman
dalam menangani berbagai kasus Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) dan ketika
memfasilitasi Pendidikan/Penyadaran HKSR. Ketidaktahuan mengenai tubuh,
seksualitas dan berbagai hal yang berhubungan dengan itu, sangat umum terjadi.
Pendidikan mengenai tubuh atau seksualitas tidak dilakukan dalam keluarga
karena berbagai alasan dan latar belakang, sementara pendidikan di sekolah tidak
menjawab masalah tersebut,” tulisnya.
Menurutnya, sejak tahun
2010, the World Association for Sexual
Health (WAS) mengimbau semua anggota dan LSM untuk merayakan Kesehatan
Seksual setiap 4 September, dalam upaya untuk mempromosikan kesadaran
publik yang lebih besar mengenai kesehatan seksual di seluruh dunia. Slogan
yang digunakan pada tahun pertama adalah:
“Let’s talk about it!”.
Dalam keterangannya, lebih
lanjut dijelaskan, saat pendidikan seksual masih tabu di Indonesia, khususnya
di Lampung saat itu pula remaja tidak akan pernah benar-benar paham, termasuk
soal kesehatan reproduksi. Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa hanya ada 25,1
persen remaja yang pernah mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi di
Indonesia.
Alhasil, hanya sebanyak
17,1 persen remaja perempuan dan 10,4 persen remaja laki-laki yang mengetahui
secara benar mengenai masa subur dan resiko kehamilan, berdasarkan data BKKBN
pada 2008.
Laporan Kementerian
Kesehatan RI tahun 2017 juga menyatakan hanya 20 persen remaja berusia 15 – 24
tahun yang mengetahui informasi tentang HIV. Hal ini menunjukkan bahwa remaja
belum cukup mengetahui perihal kesehatan reproduksi. Padahal, 28 persen total
populasi Indonesia adalah remaja.
Program pendidikan HKSR
yang ada saat ini, sifatnya menumbuhkan ketakutan remaja terhadap seksualitas,
bahwa itu adalah sesuatu yang berbahaya. Sehingga dirasa cara ini kurang
efektif karena data hasil beberapa penelitian menunjukkan ketika
ditakut-takuti, remaja justru tidak mengurangi perilaku seksualnya. Mereka
tetap melakukan aktivitas seksual, namun dilakukan dengan cara yang tidak aman
(tidak menggunakan pengaman dan mereka tidak memeriksakan diri secara berkala
untuk screening infeksi menular seksual).
Pada dasarnya perihal
pendidikan mengenai kesehatan termuat dalam dokumen yang telah diadopsi Negara
mengenai Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) telah diamanahkan dalam Tujuan 3 poin
7 sebagai berikut:
“3.7 Pada tahun 2030,
memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan sexual dan reproduksi,
termasuk untuk perencanaan, informasi, dan pendidikan keluarga, dan
mengintegrasikan kesehatan reproduksi kedalam strategi dan program nasional “
Kelompok perempuan dan
laki-laki muda dampingan Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR telah mulai dibangun
kesadarannya mengenai seksualitas dan kesehatan reporoduksi, oleh karenanya,
Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR dan kelompok perempuan dan laki-laki muda akan
aktif mengkampanyekan pentingnya memahami arti sebenarnya dari seksualitas,
hubungannya dengan berbagai masalah yang dihadapi perempuan khusus, serta
mengajak semua pihak untuk mempromosikannya, bahkan melindungi hak-hak seksual
perempuan.
Di Lampung, Hari Kesehatan
Seksual Dunia 2018 akan difokuskan pada
remaja dan anak muda (Perempuan dan laki-laki), dengan tema “Kesehatan seksual remaja dan anak muda:
Berbagi hak dan tanggung jawab”.
Puncak Perayaan Hari
Kesehatan akan dilaksanakan di Camp 91 Lampung dalam bentuk diskusi, dance dan outbond dengan melibatkan remaja laki-laki dan remaja perempuan di
6 Kabupaten Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah,
Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Utara yang ke depan akan menjadi
penggerak dari Perayaan ini.(dde)