Sri Mulyani Prihatin Masih Rendahnya Ekspor Indonesia Dibanding Impor
Oleh karena itu, ia
meminta agar Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan para pengusaha
bersinergi.
Baca Juga: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga
Baca Juga: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga
“Ekspor naik namun kesalip
sama impornya di atas 20%. So, it’s a big
gap. Kita berharap, kita menghabiskan seluruh energy dan resources kita
dalam memikirkan betul-betul secara detail dan sungguh-sungguh untuk mendorong
ekspor,” tegas Sri Mulyani di aula Djuanda, gedung Juanda I, Kemenkeu, Senin
(24/09) sebagaimana dilansir dari laman Kemenkeu.
Menurutnya, saat ini,
peran LPEI dalam meningkatkan jumlah eksportir dan jumlah ekspor masih sangat kecil. Contohnya dari segi
jumlah nasabah LPEI yang baru 1.200 dibandingkan kapasitas ekonomi Indonesia
dan jumlah total ekspor, jumlah tersebut masih sangat kecil.
Baca Juga: Sri Mulyani Paparkan Strategi Stabilitas Perekonomian Nasional
Baca Juga: Sri Mulyani Paparkan Strategi Stabilitas Perekonomian Nasional
“Republik Indonesia dengan
1 trillion US dollar economy,
kemudian ekspor kita total (US$) 180 billion,
kalau LPEI cuma 1.200 nasabah, it’s tiny.
Gunakan pikiran dan tenaga kita untuk mikirin how many more exportir harus bisa muncul. Kenapa yang pengusaha
tidak bisa menjadi eksportir. Apa kesulitannya?,” tanya Menkeu mengajak
berpikir.
Ia juga menyayangkan impor
bahan mentah dan barang yang bisa dihasilkan di Indonesia. Akibatnya,
ketergantungan Indonesia terhadap pihak luar tinggi dan rentan terhadap gejolak
ekonomi global. Akibat nilai impor yang jauh lebih besar dari ekspor maka
pelemahan nilai rupiah terhadap dollar Amerika dapat mengganggu perekonomian
Indonesia.
Baca Juga: Menkeu Harap Mahasiswa Membaca Data dan Membuat Analisis Kajian Ekonomi
Baca Juga: Menkeu Harap Mahasiswa Membaca Data dan Membuat Analisis Kajian Ekonomi
Oleh karena itu, Menkeu
mendorong agar LPEI dapat bekerja lebih keras, berinovasi dan berkolaborasi
dengan para stakeholders. (kmk/dde)