AIMI Sukses Adakan Sosialisasi Goes To Puskesmas
Eni Muslimah selaku pemateri memaparkan bahwa kegiatan
tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati pekan ASI sedunia yang
berlangsung dari tanggal 1-7 Agustus, Sehingga dengan kegiatan tersebut dapat
meningkatkan angka ibu menyusui. Pasalnya berdasarkan hasil data yang
dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan tahun 2016 hanya 22,4% yang mendapatkan
ASI eksklusif selama enam bulan. Data tersebut menurun dibandingkan dengan
tahun 2015 yang jumlahnya mencapai 54,9%.
" Penurunan tersebut yang harus kita cari
penyebabnya dan kita cari solusinya. Kenapa di era teknologi dimana orang
sangat mudah mendapatkan akses informasi justru angka ibu menyusui menurun.
Apakah ini dikarenakan gencarnya iklan susu formula atau seperti apa,"
Ujar Eni yang juga konselor ASI.
Dalam pemaparannya, untuk mendorong ibu menyusui AIMI
turut aktif mengadakan pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan baik ke
Puskesmas maupun kepada stakeholder holder dengan harapan dapat menumbuhkan
kesadaran bahwa pentingnya ASI untuk kebutuhan gizi bayi. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa banyak ibu-ibu yang gagal memberikan ASI Eksklusif karena
berbagai alasan, mulai dari asinya sedikit, puting lecet, kurangnya pemahaman
tentang peletakan menyusu yang benar dan sebagainya.
" Oleh sebab itu pada sosialisasi kita pada hari
ini ( kemarin, red) kita berikan
materi seputar menyusui dan tata peletakan menyusu, bahaya dot, pentingnya IMD
( Inisiasi Menyusu Dini). Karena ketika peletakannya salah maka akan menghambat
produksi asi dan menimbulkan masalah bagi ibu, " paparnya.
Kemudian, kata dia, menyusui bukan hanya tugas seorang
ibu, melainkan juga tanggung jawab seorang ayah bagaimana memberikan motivasi
dan dukungan kepada ibu saat menyusui anaknya. Dengan kesadaran dan dukungan
ayah kepada ibu maka akan meningkatkan produksi asi, " sebab menyusui
bukan semata-mata mata tugas ibu. Dukungan suami dan orang-terdekat sangat
dibutuhkan kan. Ketika si ibu merasa senang dan nyaman maka akan memperlancar
produksi asi. begitu juga sebaliknya," suaranya.
Menurutnya tantangan terbesar ketika ibu menyusui
terjadi diawal-awal kelahiran, dimana ASI belum keluar sedangkan bayi sering
menangis, sehingga hal ini sering dipahami bahwa bayi lapar, padahal kata dia
bayi menangis belum tentu lapar. Banyak faktor yang menyebabkan bayi menangis
mulai dari panas, dingin, posisi yang tidak nyaman dan sebagainya.
"Bayi lahir membawa cadangan makanan dari dalam,
sehingga dia tahan walaupun tidak disusui. Terkadang kita melihat bayi yang
baru lahir langsung diberikan susu satu dot padahal itu melebihi kemampuan bayi
yang berakibat daoat mengganggu pencernaan bayi," pungkasnya.
Sementara kepala Puskesmas Palapa Intan mengapresiasi
dan menyambut baik kegiatan yang digelar oleh AIMI. Pasalnya meski Puskesmas
yang terletak dipusat kota masih banyak masyarakat yang belum ada kesehatan,
salah satunya mayoritas penduduk tidak memiliki MCK, membuang kotoran
sembarangan dan sebagainya. Sehingga dengan kegiatan AIMI ini diharapkan
memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Kami ingin dilibatkan setiap kegiatan AIMI, dan
kami juga mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas ini,"
tutupnya. (nai)
Baca Juga:
Baca Juga: