Pentingnya Peran Keluarga dalam Proses Pembelajaran Remaja di Masa Pandemi

KATALAMPUNG.COM - Menurut Badan Statistik, keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari dua atau lebih orang yang dihubungkan karena kelahiran, pernikahan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah. Aktivitas dalam keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu aktivitas yang dilakukan individu dan aktivitas yang dilakukan bersama.

Pentingnya Peran Keluarga dalam Proses Pembelajaran Remaja di Masa Pandemi


Saat ini anak membutuhkan bimbingan dan perhatian yang intens dari seorang ibu, terlebih saat usia anak sudah memasuki remaja awal yang perkembangan anak tersebut masih dalam masa-masa labil dan bergejolak untuk membentuk dan mengarahkan ke masa depan yang cerah.

Melalui perkembangan akademik, remaja memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan interpersonal untuk menetapkan, membuat, dan mengambil keputusan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Latar belakang orang tua akan sangat berpengaruh terhadap cara mendidik anak usia remaja di keluarga tersebut.

Baca Juga: 4 Kebiasaan Baru Akibat Pandemi Covid-19 pada Keluarga yang Tinggal di Daerah Perkotaan

Tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan orang tua untuk mengatur tuntutan pekerjaan dan keluarga dengan lebih baik. Selain itu, tingkat pendidikan mempengaruhi cara orang tua mendidik anaknya. Perbedaan nilai dan tujuan mengenai keputusan dan praktik dipengaruhi oleh pendidikan.

Dengan adanya pandemi covid-19, aktivitas keluarga mengalami beberapa perubahan terutama pada aktivitas pribadi. Pekerjaan orang tua mungkin berubah dari yang sebelumnya berangkat ke kantor sejak pagi menjadi berada di rumah sepanjang hari. Begitu juga dengan aktivitas anak, yang mungkin berubah dari sekolah tatap muka menjadi sekolah dalam jaringan. Hal ini tentu saja kan mempengaruhi cara mendidik anak di usia remaja. Dengan kondisi seperti ini maka secara tidak langsung waktu antara orang tua dan anak di rumah menjadi lebih banyak.

Sebelumnya mungkin sebagian pendidikan anak diserahkan kepada guru di sekolah, kini orang tua harus ikut membantu mendidik anaknya di rumah. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan cara mendidik anak usia remaja di lingkungan keluarga sebelum dan sesudah pandemi Covid-19.

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, biasanya manusia akan hidup secara berkelompok. Kelompok terdekat dan terkecil yang dimiliki manusia adalah keluarga.

Menurut Murdock, keluarga adalah suatu kelompok sosial yang dicirikan oleh tempat tinggal bersama, kerja sama dari dua jenis kelamin, paling kurang dua darinya atas dasar pernikahan dan satu atau lebih anak yang tinggal bersama mereka melakukan sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan orang tua pada anaknya tidaklah tunggal. Salah satu contoh bentuk sosialisasi anak dan orang tua adalah saat orang tua mendampingi anak-anaknya dalam proses pembelajaran.

Banyak sekali dampak positif yang bisa ditumbuhkan dari orang tua yang menemani anaknya belajar. Terlebih lagi saat anak mulai memasuki umur remaja awal. Perkembangan anak pada usia tersebut masih dalam masa-masa labil dan bergejolak. Pada masa-masa tersebut, anak membutuhkan bimbingan dan perhatian yang intens dari orang tua terutama dari ibu.

Dilansir dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, ada empat manfaat orang tua menemani anak belajar. Manfaat pertama yaitu dapat terjalinnya hubungan yang erat yang akan meningkatkan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Kemudian, dengan menemani anak belajar, orang tua dapat membantu anak memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Kebiasaan memendam persoalan hanya akan berdampak buruk pada psikis anak.

Dengan mendampingi anak belajar, anak jadi bisa belajar mengkomunikasikan persoalannya. Dampak positif lainnya adalah anak menjadi lebih percaya diri. Penguatan dan afirmasi dari orangtua akan sangat berpengaruh pada kepercayaan diri anak. Anak yang percaya diri akan lebih tenang saat menghadapi ujian-ujian atau permasalahan hidup lainnya. Dampak terakhir adalah anak akan lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran, baik dalam proses belajar maupun dalam ujian. Dampak-dampak positif ini tentu akan berpengaruh baik juga bagi nilai yang akan didapat anak di sekolah.

Semenjak adanya pandemi Covid-19, segala aspek kehidupan terkena dampak. Pandemi yang datang begitu mendadak tentu memaksa manusia untuk menyesuaikan diri demi melanjutkan kelangsungan hidup. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan, kasus Covid-19 di Indonesia sampai tanggal 27 September 2021, mencapai lebih dari empat juta kasus dengan angka kematian mencapai lebih dari 100 ribu.

Angka-angka yang cukup besar mengharuskan pemerintah dan WHO untuk mengeluarkan aturan-aturan khusus untuk menanggulangi virus Covid-19. Aturan yang dikeluarkan seperti menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang kurang mampu, hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Karena adanya pandemi ini, waktu menjadi hal yang semakin berharga bagi kehidupan manusia. Akibat diterapkannya PSBB maupun PPKM, banyak kegiatan yang dahulu dilakukan di luar rumah, sekarang harus dilakukan di dalam rumah. Pemerintah juga menerapkan suatu kebijakan yang mengharuskan untuk bekerja dan bersekolah dari rumah.

Baca Juga: Menyeimbangkan Waktu antara Kerja dan Anak Bagi Single Parent

Dengan kebijakan tersebut, tentunya diperlukan peran dari keluarga untuk mengatur waktu sedemikian rupa agar tiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing yang dijalankan dengan optimal. Salah satunya yaitu peran anggota keluarga untuk dalam proses pembelajaran anak remaja.

Remaja di masa pandemi diharuskan sekolah secara dalam jaringan dengan menggunakan layanan meeting online, hal ini merupakan hal baru yang bagi kebanyakan keluarga karena mereka sebelumnya hanya melakukan pekerjaan secara luar jaringan tanpa menggunakan layanan meeting online.

Oleh karena itu dibutuhkan penyesuaian agar pembelajaran secara daring ini dapat berjalan optimal dan menghasilkan output seperti pembelajaran sebelum pandemi.

Peran anggota keluarga dalam membantu proses pembelajaran ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memberikan fasilitas yang mumpuni untuk melakukan pembelajaran secara daring seperti membeli gawai dengan spesifikasi yang cukup, membeli kuota yang cukup, hingga menciptakan suasana di rumah yang kondusif agar pembelajaran menjadi semakin nyaman.

Dalam hal ini pemerintah telah membantu meringankan beban tiap keluarga dengan memberikan bantuan kuota untuk anak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Setiap anak akan mendapatkan sejumlah kuota dalam satu bulan yang jaringan dari kuota tersebut hanya bisa diakses untuk melakukan pembelajaran daring, tidak bisa untuk mengakses situs sosial media. Tak hanya memberikan fasilitas yang mumpuni untuk pembelajaran daring, anggota keluarga juga perlu mengetahui kebutuhan psikologis dan emosional anak remajanya.

Di masa pandemi ini, semua orang cenderung lebih sering mengalami stres dibanding sebelumnya, begitu pula dengan anak remaja. Anggota keluarga perlu memperhatikan dan memberi kasih sayang yang cukup kepada anak remajanya. Anggota keluarga juga perlu memberi kebebasan kepada anak untuk mengatur waktunya sendiri, agar mereka terbiasa dalam mengatur waktu dan membuat skala prioritas sendiri.

Anak yang diberi kebebasan dalam mengatur waktunya akan menjadi lebih mandiri karena ia sudah belajar manajemen waktu sejak dini. Hal tersebut tentunya akan berguna untuk ia hingga kedepannya, baik dalam studi tingkat lanjut atau dalam pekerjaan.

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari orang tua dan anaknya. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan kewajibannya masing-masing dalam menjalankan rumah tangga. Salah satu peran dari anggota keluarga, terutama orang tua, yaitu dalam proses pembelajaran anaknya.

Agar proses pembelajaran anak dalam masa pandemi ini optimal, anggota keluarga perlu memberikan segala kebutuhan anaknya, baik dari aspek fisik seperti gawai dan kuota, hingga aspek psikologis dan emosional seperti memberi support dan kasih sayang, serta menghargai anak mereka dalam menentukan keputusannya sendiri. Ketika seluruh aspek tersebut telah dipenuhi, maka proses pembelajaran anak anda akan tetap optimal dan anak akan merasa nyaman walaupun belajar dalam keadaan pandemi.

Ditulis oleh Anggota kelompok 10:

1. Dimas Nabil Ahmad_G64190055

2. Fitria Nuryantika_G64190058

3. Nabil Abidi_G64190064

4. I Made Raditya Bayu P_G64190075

5. Tifanee Anindhita_G64190080

Penulis merupakan mahasiswa Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University.

Dosen pengajar: 

Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA dan Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si.

Diberdayakan oleh Blogger.